Lihat ke Halaman Asli

Mengantisipasi Politisi Layangan Putus

Diperbarui: 19 Januari 2022   22:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Perhelatan politik 2024 masih dua tahun lagi. Namun, riaknya mulai membesar. Banyak pihak mulai pasang kuda-kuda. 

Yang selama ini tenggelam seperti kapal selam mulai muncul ke permukaan.  Numpang nampang di baliho-baliho atau beriklan dalam aksi seolah-olah peduli.

Ada pula yang mulai pakai strategi serang. Hantam kiri hantam kanan, kendati minim data; yang penting terbuka jalan supaya dikenal.

Politik memang begitu. Sulit kita mencari politisi yang berhati nurani, apalagi negarawan sejati. Yang banyak itu manusia-manusia haus kuasa.

Karena itu, segala cara dihalalkan, dan ini yang menonjol. Mulai dari politik uang, politik SARA sampai politik dinasti dipraktikkan, agar bisa mendulang suara.

Supaya mendapatkan kursi, tak segan politisi haus kuasa mengemis. Mereka merayu dan mengumbar janji ini dan itu. Namun, setelah jadi, mereka lupa.

Mereka seperti layangan putus. Kata-kata mereka tak bisa dipegang. Habis Pemilu atau Pilkada, mereka hilang ditelan awan gelap. Tak ada bukti dan jejak kerja! Malah banyak yang kemudian dibidik dan ditangkap KPK.

Kesadaran Politik Warga

Kesadaran politik warga adalah pelita dalam gulita politik politisi layangan putus yang menghalalkan segala cara.

Hanya warga yang mampu menyelamatkan diri mereka sendiri. Karena itu warga harus cerdas dan jelih. 

Warga mesti fokus pada isu dan program. Bukan terjebak dalam favoritisme partai politik, atau tenggelam dalam kemilau figur artis, tokoh militer, atau birokrat dengan segudang gelar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline