Lihat ke Halaman Asli

Wisuda Daring, Tetap Mengesankan!

Diperbarui: 7 November 2020   11:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hari ini, 7  November 2020. Universitas Kristen Maranatha, Bandung, kembali menggelar wisuda hibrid yang kedua di tahun ini. Pandemi Covid-19 membuat kampus-kampus melakukan aktivitas akademik secara daring, termasuk upacara wisuda.

Wisuda UK. Maranatha untuk bulan November ini dibagi tiga gelombang. Gelombang satu dan dua dilakukan hari ini.  Gelombang satu (pagi) berjumlah 187 wisudawan/wati. Gelombang dua (siang ke sore) 175 orang, dan gelombang tiga sebanyak 188 lulusan, dan akan dilakukan Sabtu depan, 14 November. 

Wisuda hibrid memadukan luring dan daring. Yang hadir on site di gedung adalah sebagian anggota Senat Universitas, Rektorat, dan para Dekan yang lulusannya diwisuda. Winisuda yang hadir di gedung hanya para lulusan terbaik dari setiap fakultas.

Selebihnya, para winisuda mengikuti momen bahagia ini dari tempat masing-masing. Sebagian besar bersama orang tua di rumah masing-masing. Lalu, ada satu dua yang mengikuti dari kosan.

Momen Apresiasi dan Pengutusan

Prosesi wisuda merupakan selebrasi yang dilakukan diujung perjuangan studi. Seremoni ini tentu sangatlah bermakna.

Pertama, momen wisuda adalah wujud apreasiasi terhadap wisudawan/wati yang telah berproses dalam pergumulan studi. Proses dan pergumulan setiap orang tentu berbeda. Durasi dan prestasi setiap orang tidak sama.

Semua perjuangan dan hasil yang didapatkan patut diapresiasi. Selebrasi wisuda menjadi pengakuan dan penghargaan bagi setiap lulusan. Penghargaan tersebut patut dirayakan bersama keluarga, khususnya orang tua yang sudah mendukung gumul juang putra-putrinya dengan peluh dan doa.

Kedua, selebrasi wisuda juga menjadi momen pengutusan. Universitas bukan hanya melepaskan lulusannya begitu saja, tetapi disertai doa dan harapan, supaya para lulusan dapat berkarya untuk masyarakat dan kehidupan sesuai dengan ilmu yang dimiliki. 

Para wisudawan/wati akan masuk ke dalam kehidupan nyata, kehidupan yang sarat dengan persoalan dan harapan, yang kadang berbeda dengan text book yang dipelajari. Karena itu, semangat belajar dan pengembangan diri mesti terus dilakukan agar bisa hidup secara relevan di masyarakat. 

Selain itu, para lulusan mesti terus bertumbuh dalam karakter. Sebagaimana yang disebutkan Pdt. H. A. Pattianakotta dalam renungannya berdasarkan hasil riset, kunci sukses orang-orang muda 20% ditentukan oleh hard skill, 80% ditentukan oleh soft skill. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline