Wow: "Masyarakat Awam Bicara Kemiskinan" (Sebuah Pendekatan Analisis Big Data
Mengamati percakapan di lini massa Twitter masyarakat Indonesia memiliki keasikannya tersendiri. Betul, dengan sendirinya dalam prosesnya akan di dapati, bila hanya sekedar trending topic serta isu-isu yang menjadi viral saat ini, pasti!
Menjadi lebih terdahulu tahu hal viral seperti itu bukanlah sesuatu yang menyemangati atau sumber keasikan seperti yang disampaikan kalimat di awal paragraf di atas.
Keasikannya didasari oleh keriangan yang ditimbulkan dalam proses mengamati proses pertumbuhan dan kedewasaan masyarakat. Layaknya orang tua dalam mengamati tumbuh kembang anak-anaknya.
Kesenangan timbul bila pertumbuhan terjadi sesuai dengan tahap perkembangan yang diharapkan. Sebaliknya bila terjadi kemunduran dalam tahap pertumbuhan yang semestinya dan sewajarnya serta seharusnya berlangsung, kebahagian sedikit terengut untuk sementara waktu.
Pengamatan atau observasi terhadap suatu topik, bila dilakukan dalam waktu yang panjang atau minimal dalam kurun waktu tertentu, ternyata memberikan apa yang saya mengerti sebagai "insight" atau "feeling" dan sensitivitas terhadap topik observasi.
Ada hal yang menarik yang ingin dibagikan dan ungkapkan melalui tulisan ini.
Ada sesuatu hal yang sebetulnya dalam pengamatan saya adalah topik sangat tidak populer. Hari-hari ini topik "itu" bisa-bisanya menjadi trending percakapan lini massa alias "people talks" atau "wisdom of the crowds" pada lini massa Twitter.
Topik percakapan tentang Topik Kemiskinan sedang ramai terjadi pada periode observasi yang saya amati. Topik kemiskinan biasanya bukan topik yang seksi di lini massa Twitter.
Topik kemiskinan selalu kering dalam narasi dan hampir tidak dipahami oleh banyak orang. Ada apa gerangan yang terjadi? Tulisan ini mencoba mendalami fenomena sesaat seperti ini.
Tentunya pengamatan dilakukan tidak menggunakan dengan cara manual, tetapi menggunakan perangkat observasi media sosial besutan drone emprit academic. Sebagai informasi pendahuluan, Tangkapan layar data observasi yang digunakan dalam tulisan ini bersumber dari percakapan Twitter dari tanggal 27 November 2019 - 4 Desember 2019 sampai Pukul 11 Siang ini.