Lihat ke Halaman Asli

Hari Bagindo Pasariboe

Statistician @ Indonesian Statistics

126 Hari Menuju Penghukuman Ahok!

Diperbarui: 9 September 2016   16:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

republika.co.id

Sejauh mana AHOK akan mampu berjalan?

Kedewasaan demokratisasi Indonesia  khususnya DKI Jakarta akan di uji di awal tahun 2017. Suhu politik biasanya akan beranjak naik mendekati masa akhir pendaftaran para calon peserta yang di tetapkan KPU DKI Jakarta yang di jadwalkan mulai 19 September dan di tutup pada 21 September 2016. Puncak pertarungannya di jadwalkan pada tanggal 15 Februari 2017 sebagai hari pemungutan dan penghitungan suara.

Sampai sejauh ini proses pencalonan dari jalur independen sudah berakhir dan di pastikan tidak ada calon yang maju dari jalur ini. Di sisi sebaliknya, konsolidasi partai politik atau gabungan partai politik masih terus bergulir dan belum mengkerucut , kecuali untuk partai Golkar, Hanura dan Nas Dem yang sudah bulat akan mengusung AHOK yang juga merupakan petahana sebagai satu-satunya calon tunggal yang sudah muncul tinggal menyiapkan calon pendamping yang masih digodok.

Munculnya figur AHOK memang fenomena tersendiri dalam alam demokrasi Indonesia yang menegaskan bahwa demokrasi Indonesia bukan demokrasi yang semu melainkan demokrasi yang tumbuh dan berkembang menuju kedewasaannya dari waktu ke waktu. 

Partai politik yang selama ini merupakan satu-satunya saluran hadirnya pemimpin di Indonesia perlu beradaptasi dengan munculnya saluran lain yaitu jalur independen yang memungkinkan munculnya calon alternatif. Ahok awalnya berniat menggunakan saluran independen sebagai jalur menuju pencalonan kontestasi DKI Jakarta kini berkolaborasi dengan partai politik. 

Terhitung waktu menuju pemungutan suara kurang dari 5 bulan. Energi masyarakat akan segera di serap untuk mengikuti perang opini setelah calon definitif masing-masing kontestan. Mesin-mesin politik mulai dari pusat, daerah, cabang dan ranting akan mulai melakukan pendekatan-pendekatan melalui segala saluran yang mungkin, mulai dari media sosial, media massa, leaflet, spanduk, jejaring sosial. Terbayang kerasnya pemilu Presiden dan Pemilukada DKI Jakarta yang lalu yang mengisi hampir semua ruang diskusi.

Resep demi resep lembaga konsultan politik, dengan jurus-jurus rekayasa politik yang sudah teruji di laboratorium akan di uji pada perang sesungguuhnya. Struktur, karakteristik dan demographi pemilih akan di kaji, di analisis dan dibuatkan strategi intervensi sesuai dengan karakteristik masing-masing. 

Ilmu berkelit, menghindar dan membanting ala ilmu kungfu akan semakin  banyak kita saksikan pada waktu-waktu ke depan. Silat lidah para opini maker akan semakin keras. Ilmu mengkambing hitamkan lawan rasanya akan menjadi pukulan pembuka dan di ikuti oleh jurus-jurus lainnya.

Masyarakat DKI JAKARTA sebagai objek rekayasa akan digoreng, di rebus, di tumis, di beri bumbu dan disajikan sehingga pilihan akan mengkerucut ke salah satu calon tertentu.

Menurut saya pertarungannya di DKI Jakarta adalah antara yang sudah teruji VS yang memberi janji.

Warga Jakarta sudah sepatutnya mendapatkan yang terbaik dari kontestasi pemilukada nanti. Tuntutan dan kesinambungan DKI Jakarta yang lebih baik sebagai rumah dan halaman Indonesia tidak bisa di korbankan oleh politik praktis adu domba sebagai algoritma dasar mesin politik bekerja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline