Lihat ke Halaman Asli

Hari Bagindo Pasariboe

Statistician @ Indonesian Statistics

Mau Demo Buruh Berhenti? Belajar dari China

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1418197915686595490

e:hari.bagindo@gmai.com

[caption id="attachment_340549" align="aligncenter" width="156" caption="Buruh bersatu tak bisa dikalahkan"][/caption]

Buruh suatu istilah yang di lekatkan khususnya oleh para pekerja di pabrik-pabrik yang tersebar di seluruh Indonesia. Organisasi yang menaungi buruh membuat stigma buruh menjadi buruk seiring banyaknya demo, kemacetan dan berbagai tuntutan yang selalu hadir dalam setiap aksi demo buruh. Tuntutan kenaikan upah, penghapusan outsourcing, merupakan tuntutan yang biasa dan rutin kita dengar dalam setiap aksi demo yang dilakukan buruh .

Buruh masuk dalam kategori "angkatan kerja" merujuk dalam statistik resmi atau "official statistics" yang adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran.Tingkat partisipasi angkatan kerja tahun 2010, 2011 dan 2012 berturut-turut sebesar 67.72 persen, 68.34 persen dan67.88 persen. Sedangkan angka tingkat pengangguran  terbuka tahun 2010, 2011 dan 2012 berturut-turut sebesar  7.14 persen, 6.56 persen dan 6.14 persen mengacu pada data Keadaan Kerja Indonesia pada bulan Agustus 2010, 2011 dan 2012.

Pengeluaran perkapita penduduk Indonesia sebulan tahun  2013 berdasarkan data BPS adalah sebesar Rp.703.511.  Jika buruh dengan seorang istri dan satu anak, pengeluran sebulan menjadi 3x 703.511=2.110.533, jika satu istri dan 2 anak total pengeluaran sebulan sebesar 2.814.044.

Besaran angka pengeluaran perbulan inilah yang oleh pemerintah DKI yang telah menetapkan menjadi upah baru buruh tahun 2015 baru-baru ini yang direkomendasikan oleh Dewan Pengupahan DKI Jakarta yang terdiri dari unsur pemerintah dan pengusahanya sebesar Rp 2.693.764,40, angka ini dibulatkan menjadi Rp 2,7 juta.

Tidak ada yang salah dengan tuntutan buruh untuk meningkatkan kesejahteraan. Tuntutan tersebut harus disalurkan melalui mekanisme yang tepat. Aksi-aksi yang anarkis dan brutal yang mengganggu kegiatan ekonomi dengan kemacetan dan pengrusakan yang cenderung ke arah kriminal malah mengurangi simpati masyarakat luas terhadap organisasi-organisasi yang menaungi para buruh ini.

Belajar dari China

China sebuah negara dengan penduduk terbesar di dunia. Tentunya punya jurus juga dalam mengurus buruh. Banyak kota-kota nelayan yang dipenuhi oleh buruh berubah menjadi kota-kota maju dan bertumbuh karena dikelola dengan baik.

Pengelolaan buruh di China menganut analogi "TOREN AIR". Bukan air yang masuk ke dalam Toren yang di tambah, tetapi keran air yang keluar dari Toren air yang diperkecil".

Pemerintah China tidak mengambil kebijakan menaikkan upah buruh, Pemerintah China lebih memilih memperkecil pengeluaran buruh-buruh di sana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline