Beberapa hari lalu saya membaca artikel katadata.co.id, di sana terdapat studi terbaru dari GoBear terkait Financial Health Index. Studi itu mengatakan jika 63% karyawan di Indonesia ternyata tidak memiliki tabungan yang cukup ketika mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Penyebabnya simpel, mayoritas dari penduduk kita, tidak memiliki rencana keuangan sedini mungkin. Ya bisa saja diartikan mereka tidak mau, atau malah merasa sulit untuk membuka rekening tabungan segera ya? Tentu dengan berbagai banyak alasan gitu.
Jika --seandainya- dahulu, saya terpilih menjadi koresponden dalam survey itu, bisa saja saya menjawab pertanyaan, mengapa kamu tidak segera membuka tabungan di Bank untuk memulai perencanaan keuanganmu, sedini mungkin?
Saya pasti akan jawab karena ya repot membuka tabungan di Bank karena terkendala waktu dan tempat pak!
Nah, ternyata hasilnya dalam studi Gobear itu, mengatakan Indonesia dinilai dengan skor 7.5 dari rentang 1-10, terkait karyawan yang merasa aman soal keuangan. Artinya hanya 37% di antara mereka yang memiliki tabungan cukup untuk enam bulan, jika kehilangan sumber pendapatan utama atau PHK.
Studi itu juga menjelaskan jika penduduk Indonesia belum mulai merencakan keuangan mereka, ketika menginjak usia 35 tahun. Saat usia menjelang 41 tahun pun masyarakat Indonesia baru jua mempersiapkan masalah pensiun mereka.
Dan trennya sih masyarakat kita baru merencanakan itu semua setelah mereka menikah.
Wah dari sini saya ingin bertanya dalam hati saja, apa sih alasan orang jaman now, -melalui fakta Studi terbaru tadi- untuk tidak segera merencanakan keuangan, minimal membuka rekening tabungan di Bank dululah, sebelum bekerja atau menikah.
Bukankah saat ini semuanya dibuat simpel? Tidak seperti jaman saya dulu, yang semuanya masih bersifat manual, dan ya semi digital gitu. Manfaat memiliki tabungan di Bank pasti memiliki multi-fungsi yang bisa digunakan untuk membantu keseharian kita, bertransaksi tentunya-kan?
Sekarang dan dahulu masih sama saja dong?
Ah, jadi teringat dulu, sekitar tahun 2008-an, awal kali saya diterima bekerja di perusahaan tambang Batubara di daerah pelosok Kalimantan Timur, pasca beberapa bulan setelah lulus dari kuliah.