Lihat ke Halaman Asli

Saat Lagu Kalimantan dan Sulawesi Dikemas dalam Nuansa Swing, Jazz dan Bossanova

Diperbarui: 5 Juli 2015   15:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

The Swing Boss Jazz membawakan lagu Kalayar (Dokumentasi Pribadi)

Kerja keras The Swing Boss Jazz Band dalam menggubah beberapa lagu rakyat dengan sentuhan jazz, swing dan Bossanova membuahkan hasil. Sabtu lalu (04 Juli 2015) The Swing Boss Jazz Band berkolaborasi dengan beberapa musisi menggelar pertunjukan bertajuk A Jazz Tribute to Sultan (Sulawesi Kalimantan) di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta Pusat.

Mengapa mengangkat tema lagu daerah dan 'mengawinkannya' dengan genre musik jazz, Om Imry, salah satu personel di The Swing Boss Jazz Band punya jawaban tersendiri. Menurut om Imry, Lagu daerah sangat jarang diaransemen dengan nuansa Jazz maupun Bossanova. Saat ini, re-package lagu-lagu daerah selalu dibawakan dalam nuansa pop yang kadang terkesan usang.

Om Imry menambahkan, lagu daerah sudah tak memiliki tempat lagi di benak anak-anak muda jaman sekarang, padahal alunan lagu daerah tak kalah indah dengan lagu moderen. The Swing Boss Jazz berharap, dengan dibalut nuansa Jazz dan Bossanova, lagu daerah dapat terdengar lebih segar, kekinian dan lebih long lasting di telinga pendengarnya.

The Swing  Boss Jazz Band tak tampil sendiri, beberapa penyanyi turut hadir berkolaborasi. Tampil memukau salah satu Diva Jazz Tanah air, Syaharani yang membawakan lagu Anging Mamiri asal Makassar dengan begitu syahdu. Alunan musik khas bossanova berpadu apik dengan lagu anging mamiri yang lembut dan mengalun. Suara berkarakter Syaharani dan penjiwaannya membawa kita benar-benar larut dalam pengemasan aransemen lagu yang begitu memuakau ini.

Saat ditanya mengenai pertunjukan ini, Syaharani mengaku senang bisa berkolaborasi dengan The Swing Boss Jazz. Syaharani yang pada dasarnya menggandrungi lagu-lagu ber-genre root seperti folk, blues, bossanova tak pikir panjang untuk turut meninterpretasikan lagu anging mamiri menjadi karya yang begitu segar dan berbeda.

Lain dengan Sion Brothers A capella yang membawakan lagu O Ina ni keke dan ampar-ampar pisang dengan accapela dan aransemen yang segar dan menghibur. Dinamika dan pembawaanya yang hangat dan humoris membuat penjiwaan lagu-lagu yang tak asing didengar ini begitu dalam dan hangat, membuat ratusan penonton yang hadir tak ragu untuk turut menyanyi.

Pagelaran ini ditutup dengan penampilan dari Ronald Pardede yang membawakan lagu saputangan babuncu ampat dari daerah Banjarmasin. Dibawakan dengan irama swing yang dominan. Aransemen musik dibalut dengan suara Ronald yang begitu khas dan halus, menjadikan pertunjukan ini paket lengkap bagi pecinta musik Jazz, Swing maupun folk.

***

Bagi saya yang bukan berasal dari daerah Kalimantan ataupun Sulawesi, mengenal musik dari daerah ini begitu menyenangkan. Banyak melodi yang baru dan khas namun langsung lekat dalam ingatan. Banyak lirik unik yang mengandung rima, pepatah bahkan pelajaran baik untuk pendengarnya. Ditambah kali ini musik-musik ini dibawakan oleh legenda jazz tanah air, The Swing Boss Jazz dengan begitu apik.

The Swing Boss Jazz mungkin luput dari sorotan dunia musik populer, namun eksistensinya dan konsistensinya di tengah hiruk pikuk musik-musik mainstream patut diacungi jempol. Meski personelnya tak lagi muda, namun semangatnya untuk tetap berkarya pada jalurnya membuat saya terinspirasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline