Lihat ke Halaman Asli

Ketika Pak Darjo Membagi Ilmu Berburu Tikus

Diperbarui: 28 Februari 2017   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku dan Pak Darjo | dokpri

Berburu tikus? Buat apa tikus diburu? Kayak kurang kerjaan aja! Pertanyaan itu sungguh aneh. Namun, jika pertanyaan itu buat  Pak Darjo petani Desa Maos Kidul, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah tentu tidak aneh.

Pak Darjo, pengelola karantina dan penangkaran burung hantu alias kokok beluk (Tyto Alba) yang didirikan oleh Gapoktan Sumber Makmur Desa Maos Kidul yang diketuai. Karantina dan Penangkaran Kokok Beluk bisa mempunyai sangkar maxi yang kokoh serta didukung  oleh sarana/prasarana pendukung berkat penguatan dari Bank Indonesia Kantor Perwakilan Purwokerto dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah Kabupaten Cilacap. Saat ini, sangkar maxi yang terletak di belakang Bale Desa Maos Kidul sedang berisi 8 ekor burung hantu

Ba’da lohor, aku, Isrodin dan Pak Darjo berjalan menyelusuri perkampungan padat menuju sawah yang terletak di sebelah timur jalan raya Buntu-Sampang-Cilacap.

Pak Darjo membawa perlengkapan berburu tikus berupa galon air mineral dan cangkul. “Berburu tikus juga butuh BBM lho Mas,” kata Pak Darjo.

“Ah.. mana mungkin berbulu tikus butuh bakar bakar minyak?”

“Bukan, bahan bakar mulut, alias rokok.”

Aku dan Isrodin tertawa terbahak-bahak mendengar gurauannya.

Aku sama sekali tak punya bayangan berburu tikus. Kalau berburu babi hutan secara tradisional saya punya bayangan. Tujuh tahun lalu aku sekilas melihat aktivitas orang berburu babi hutan, ketika sedang dalam perjalanan menuju Pamarican Ciamis Jawa Barat

Tim berburu babi hutan biasanya terdiri 2-3 orang dan dibantu oleh 4-6 ekor anjing. Jalur tradisional babi hutan dihadang dengan perangkap. Lantas, anjing disuruh mengejar ramai-rama supaya masuk perangkap.

Berjalan kaki dari rumah Pak Darjo ke persawahan hanya butuh 5 menit. Sampai persawahan kami mengindentifikasi lobang-lobang di pematang sawah dengan seksama.

Katanya, tak semua lobang adalah lobang tikus. Bisa lobang yuyu (sejenis kepiting) atau lubang ular.”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline