Lihat ke Halaman Asli

Hariadhi

Desainer

Petani Menggugat

Diperbarui: 16 Agustus 2020   08:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Tuan-tuan yang terhormat!

Dalam memperjuangkan nasib para petani, sering sekali terdengar kapitalisme dan neo liberalisme. Kapitalisme itu nyata adanya. Neo liberalisme menjadi cara untuk merampas sumber daya dan menekan sebuah bangsa demi kepentingan bangsa yang lain.

tangkapan layar pribadi


Ia menjadi cara bagi bangsa bermodal kuat untuk menyelamatkan produksi petaninya sendiri dan menyingkirkan produk petani dari bangsa lain, dengan kampanye yang minim hati nurani. Selama ada yang namanya ekonomi bangsa, ada ekonomi negeri, maka praktek-praktek penjajahan secara halus ini akan terus dilakukan.

Itulah yang seharusnya membuat hati kami semua tergerak. Karena selama ini Bangsa ini keseluruhannya hanya dianggap pasar, tempat melempar produk, mengeruk kapital, bukan sebuah komunitas yang perlu dijadikan sahabat, bukan penyuplai yang saling menguntungkan timbang balik. Bukan dianggap sebagai sesama bangsa yang setara dan saling bantu. Bukan mitra.

Selama ini petani-petani kami dibuat menjerit oleh kampanye hitam yang mendiskreditkan produk mereka sebagai tidak ramah lingkungan, merusak alam, mendatangkan penyakit jantung dan stroke, dan sebagainya.

Padahal banyak riset sudah membuktikan bahwa sawit justru penghasil minyak paling efisien, baik dari segi lahan maupun pemanfaatan air. Semuanya diabaikan, dan tetap saja bulir demi bulir yang mereka hasilkan dengan darah dan air mata dicap sebagai perusak alam.

Penjajahan adalah sebuah upaya mendikte, memaksakan, dan akhirnya menguasai keputusan-keputusan yang diambil sebuah bangsa. Walaupun penjajahan secara fisik hampir tiada lagi dengan merdekanya banyak negara-negara di Asia dan Afrika paska perang dunia kedua, namun penjajahan ekonomi adalah nyata adanya, Tuan-Tuan yang terhormat....

Nafsu akan kekayaan, Tuan-Tuan..., nafsu akan uanglah yang menjadi pendorong Colombus menempuh samudera Atlantik nan luas itu; nafsu akan emaslah yang membuat Bartholomeus Diaz dan Vasco da Gama menentang hebatnya gelombang samudera Hindia; pencarian kekayaanlah yang menjadi penunjuk arahnya.

Nafsu akan kekayaan yang membuat kalian menuliskan NO PALM OIL di produk-produk yang dihasilkan, demi mendapat dukungan dari para pecinta lingkungan dan pemerhati kesehatan yang telah membaca data-data yang keliru.

Kampanye-kampanye semacam itulah yang selama ini membuat harga sawit anjlok dan membuat petani kami menjerit. Bertahun-tahun...

Dalam keadaan demikian, kiranya perlu kami semua turun dan melakukan perlawanan. Tak berdiam diri di rumah sahaja. Karena Indonesia bukan sekedar pembeli. Kami tak serendah itu. Kami juga tak sepasrah itu..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline