Lihat ke Halaman Asli

Hariadhi

Desainer

Embracing Failure di Ketinggian 2200 Meter Gunung Gede

Diperbarui: 28 Agustus 2019   08:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

"Ke Sukabumi saja kalau dari Waduk Cirata, sekalian," Usul Tommy membaca tulisan saya di Kompasiana. Menarik sih, daripada menghabiskan banyak biaya hanya untuk menulis satu tempat, kenapa tidak sekalian saja menulis tempat lain yang juga bisa dilewati saat pulang? 

Namun saya tidak sepakat kalau harus ke Sukabumi. Soalnya saya sudah empat kali main ke Sukabumi, dan sudah pernah menulis soal Sukabumi di masa lalu.

Dan lagi, memutarnya agak jauh. Mending saya cari yang sekalian ada di Jalur Puncak saat pulang. Maka saya buka Google Map dan menyortir beberapa tujuan wisata yang ada di sekitarnya.

"Nah ini dia, Cipanas!" kata saya setengah berteriak. Dulu teman-teman saya saat SMA sering mengajak main ke Cipanas. Namun dulu saya tidak terlalu outgoing jadi tidak terlalu tertarik. Sekarang entah kenapa kata itu jadi menarik saya untuk berkunjung dan penasaran.

Saya browsing lagi apa yang bisa dilakukan di sekitar Cipanas. Ternyata ada yang sedikit anti mainstream, yaitu mendaki Gunung Gede, via jalur Gunung Putri. Gunung Putri ini sebenarnya nama jalan. "Kalau agak santai mending naik dari Cibodas," kata salah satu pengojek.

"Ga usah, Mang. Males ke Cibodas jauh lagi, saya cuma mau motret sunset saja, nanti keburu malam." Maka kami pun naik ke atas, tempat kumpulan basecamp persiapan mendaki.

 "Kalau naik angkot pun bisa, naik yang kuning," Informasi dari tukang ojek. Benar saja sepanjang perjalanan saya melihat angkot kuning bertuliskan Cipanas-Pasir Kampung susul-menyusul hingga ke atas. Cipanas-Pasekon, Pasir Kampung hingga akhirnya sampai di Gunung Putri. Dibandingkan naik ojek Rp 30 ribuan ke atas, naik angkot ini ternyata jauh lebih murah.

Di sana pun sebenarnya matahari terbenamnya cukup indah. Kedua sisi langitnya terekspos dari timur hingga barat. Jadi kalau hanya berburu foto matahari terbit dan tenggelam, sebenarnya tidak perlu naik sampai puncak segala, cukup di Gunung Putri.

Dokpri

"Penginapan Aa? Sekalian diurusin Simaksi," Saya baru tahu bahwa untuk mendaki ke atas, butuh izin khusus. Lagipula ingin mencari tahu perbandingan penginapan.

"Tiga ratus ribu rupiah aja semalam," Jawab si Mamangnya dalam logat Sunda yang kental.

"Waduh, ga ada kalau duit segitu untuk nginap," Kata Saya. Si Mamang kemudian minta izin lapor ke Pak Haji, sebutan untuk pemilik penginapan berwarna biru di ujung deretan tempat penginapan ini. Ia kemudian menawarkan harga Rp 250 ribuan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline