Lihat ke Halaman Asli

Harfei Rachman

An Un-educated Flea

Karena Oscar Bukan Barang Mewah untuk Seorang Joaquin Phoenix

Diperbarui: 2 Oktober 2019   18:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: Wallpaper Flare

Mulai hari ini, film Joker telah ditayangkan di beberapa bioskop di seluruh Indonesia. Sejak muncul di ajang festival film Venice dan TIFF (Toronto International Film Festival) film garapan Todd Phillips ini panen pujian hingga mendapat standing applause selama delapan menit di ajang Festival Film Venice.

Setelah menyaksikan film tadi, Joaquin memang pantas dipuji, bahkan dari kritikus-kritikus film yang seringkali berbicara lebih keji kepada aktor-aktor yang berpenampilan biasa saja.

 Saya sendiri memberi kredit khusus, terutama ketika adegan Arthur (Joaquin Phoenix) berdebat langsung dengan Murray Franklin yang diperankan aktor method lainnya, Robert De Niro.

Film ini sendiri juga terinspirasi oleh film-film Robert De Niro yang bernuansa kelam atau noir seperti Taxi Driver (1976) dan The King Of Comedy  (1982), kedua film adalah garapan dari seorang Martin Scorsese.

Tapi pertanyaannya apakah dia layak mendapat Piala Oscar yang akan datang? Mari saya balikkan pertanyaan, Apakah Oscar layak untuk diperjuangkan oleh seorang Joaquin Phoenix?

Daripada berdebat soal itu, mari kita lihat ekspresi terakhir Joaquin Phoenix ketika namanya disebut sebagai nominasi ajang Academy Awards tahun 2013? Apakah dia terlihat senang?


Di tahun itu, Joaquin bersama Bradley Cooper, Hugh Jackman, dan juga Denzel Washington dikalahkan oleh penampilan ciamik dari seorang Daniel Day-Lewis  dalam film Lincoln garapan seorang Steven Spielberg.

Banyak yang setuju jika DDL memang layak untuk mendapatkan piala ketiganya tersebut. Tapi di sisi lain, banyak yang mengatakan itu hanya akal-akalan Oscar saja, teruntuk seorang aktor inggris mampu memerankan Presiden yang menginspirasi itu? Atau apa mereka terlalu narsis dengan budaya mereka sendiri?

Tapi bayangkan bila karakter Freddie Quill milik Joaquin Phoenix yang menang kala itu. Sudah pasti media disana akan heboh sendiri dan membuat judul tulisan "Seorang Abraham Lincoln Dikalahkan oleh Seorang Pecundang yang memiliki PTSD."

Iya bagi sebagian orang (termasuk saya) mengatakan karakter Freddie Quill di The Master (2012) adalah penampilan terbaik Joaquin. Dalam film itu Joaquin berhadapan langsung dengan penampilan yang juga tak kalah luar biasa dari seorang mendiang Phillip Seymour Hoffman yang berperan sebagai seorang The Master atau orang yang membimbing Freddie untuk kembali melakukan hal-hal yang  manusiawi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline