Lihat ke Halaman Asli

Suharto

Penulis lepas

Gaya Hidup Minimalis, Gaya Hidup Orang Cerdas

Diperbarui: 13 Juli 2022   15:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang lelaki bersantai berlatar ruang minimalis (Evolveinc.io)

Gaya Hidup Orang Malas

Istilah gaya hidup minimalis tentunya sangat akrab di telinga kita, khususnya generasi muda. Menjadi trend di negara Jepang. Apakah warga negara tersebut sedang jenuh bergelimang barang-barang modern? Apakah mereka merasa lebih nyaman dengan kehidupan minimalis yang serba sederhana?

Secara umum, gaya hidup minimalis boleh dikatakan sebagai gaya hidup sederhana. Banyak literasi yang menyebut bahwa orang Jepang yang menerapkannya cenderung berpikiran praktis. Mereka tak ingin direpotkan bersih-bersih rumah yang dijejali banyak perabotan.

Mereka yang mengikuti gaya hidup minimalis bukanlah orang malas. Justru pola pikir mereka amat cerdas. Mereka tak mau beli baju berlebih jika akhirnya hanya menumpuk di lemari. Mereka tidak mau menghamburkan uang untuk beli peralatan makan sampai berlusin-lusin. Cukup beli sesuai jumlah anggota keluarga saja.

Gaya Hidup Orang Pelit

Mungkin ada yang mencibir dan mengatakan bahwa gaya hidup minimalis sama seperti orang pelit. Segala sesuatu mesti dibatasi. Benarkah?

Para pendukung gaya hidup minimalis tentu punya jawaban untuk menangkis pernyataan sinis tersebut. Bahwa mereka punya filosofi hidup yang sederhana, ringkas dan hemat. Ya, mereka sadar selama ini direcoki oleh rayuan konsumerisme. 

Hidup pada era modern diramaikan oleh hiruk-pikuk iklan yang menawarkan kecanggihan suatu barang untuk hidup yang lebih mudah. Berbagai produsen silih berganti mengiming-imingi barang. Akhirnya rumah penuh sesak perabotan.

Gaya Hidup Mulia

Gaya hidup minimalis mewanti-wanti pengikutnya agar selektif membelanjakan uangnya. Semakin selektif semakin banyak uang yang disimpan. Tujuan mereka cukup mulia untuk tidak berlaku boros. Kalau ada barang yang masih bisa digunakan kenapa mesti beli barang baru yang sama kegunaannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline