Lihat ke Halaman Asli

Suharto

Penulis lepas

Strategi Menulis Buku Sampai Tuntas

Diperbarui: 13 Februari 2016   11:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Tuhan telah memberi inspirasi bagi manusia untuk menyelesaikan pekerjaan


Kita semua pasti pernah mengeluh dengan tugas yang terlalu banyak. Alih-alih mengerjakannya, kita malah bermalas-malasan melihat pekerjaan yang makin menumpuk itu. Padahal kalau mau meluangkan waktu menghayati alam ciptaan Tuhan ini, Anda pasti punya solusi. Ya, Tuhan telah memberi inspirasi bagi manusia untuk menyelesaikan tugas yang diembannya melalui penciptaan alam semesta.

Apa yang bisa kita pelajari dari alam? Sewaktu menuntut ilmu di sekolah menengah pertama, bahkan mungkin di sekolah dasar, kita diajari tentang ilmu alam. Bahwa semua materi di muka Bumi ini disusun dari kumpulan molekul, atom, dan inti atom. Artinya, materi bisa terwujud karena terdiri dari bagian-bagian kecil penyusun materi tersebut. Pesan moralnya, kita tidak boleh meremehkan sekecil apa pun perkara, karena sesuatu yang besar bermula dari adanya bagian terkecil.

Dalam dunia kepenulisan, kalau mau sedikit meluangkan waktu melihat DAFTAR ISI dari sebuah buku, pasti Anda bisa memaklumi bahwa setipis apa pun buku pasti terdiri dari bab dan sub bab; kata dan kalimat; frasa dan paragraf; tema dan judul. Bagian-bagian itu saling mendukung membentuk satu kesatuan ide sehingga lahirlah yang disebut buku bacaan.

Saat kita mendapat tugas yang banyak. Syukurilah dengan perbuatan nyata. Pecahlah dan urai tugas besar tadi menjadi bagian-bagian kecil. Anda akan mendapatkan pengalaman baru bahwa ternyata mengerjakan bagian per bagian sungguh menyenangkan dan menantang. Mengapa?

Dikatakan menyenangkan karena kita bisa menghemat waktu, pikiran, dan tenaga untuk menuntaskannya. Dibilang menantang karena kita mempunyai target. Misalnya, target harian harus menyelesaikan satu halaman. Kalau kita konsisten, buku setebal 365 halaman dapat selesai dalam kurun waktu 1 tahun.

Mengapa sepanjang umur kita tidak berhasil menulis satu buku pun? Karena pikiran kita sudah tercipta stigma bahwa menulis buku itu melelahkan dan menguras pikiran. Betul! Tapi coba Anda melakukan pendekatan melalui cara yang saya sodorkan di atas. Anda pasti keranjingan menulis buku. Tak percaya? Cobalah!

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline