Apa jadinya kalau bekerja tanpa ruh
Setiap orang dianugerahi keunikan masing-masing. Meski Anda punya saudara kembar namun bakat dan minat belum tentu sama. Demikian halnya dengan bidang menulis. Meski menggarap tema yang sama, namun hasilnya akan berbeda antara satu penulis dengan penulis lainnya.
Siapa diri Anda sebenarnya? Itulah pertanyaan penting yang harus Anda jawab sebelum, saat, dan setiap waktu dalam menggumuli dunia kepenulisan. Ini perlu karena akan mempengaruhi kinerja, kecepatan, dan keektifan Anda dalam berkarya. Apa jadinya kalau bekerja tanpa ruh; tanpa tahu kebisaan dan kebiasaan Anda.
Dari segi kebiasan, seorang penulis harus tahu kapan waktu terbaik untuk mengalirkan ide secara optimal. Ada yang suka di pagi hari, ada yang leluasa di saat orang pergi tidur, ada yang suka menuangkan ide saat di cafe, ada yang menikmati menulis sambil mendengar alunan musik, dan lain-lain. Pokoknya Anda harus mencermatinya.
Dari sisi kebisaan, Anda harus bereksperimen dengan berbagai ragam tulisan. Saat Anda menuangkan ide; merasa sangat menikmatinya, antusias untuk menuntaskannya, merasa menemukan jati diri, di situlah keahlian Anda harus digali dan dieksplorasi untuk menghasilkan karya tulis.
Saat sudah mampu mengidentifikasi kebisaan dan kebiasaan pada jenis tulisan tertentu, dijamin Anda mampu berkarya sangat produktif dan menikmatinya lahir dan batin. Satu hal lagi, tulisan Anda nantinya sangat unik dan berkarakter karena segenap energi Anda secara optimal terlibat untuk berkarya. Cobalah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H