Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya
Dunia pendidikan merupakan salah satu bentang sosial yang dapat diibaratkan seperti komunitas yang di dalamnya terdapat sekumpulan populasi yang saling mempengaruhi antar satu populasi dengan populasi lainnya. Proses yang terjadi di dalam komunitas dipengaruhi oleh unsur-unsur yang menghuni komunitas tersebut didukung dengan lingkungan yang sesuai. Demikian pula pada komunitas pendidikan, hubungan interaksi akan berjalan dengan baik apabila sumber daya yang ada di sekolah dapat dikembangkan dengan maksimal serta di dukung oleh lingkungan yang nyaman dan kondusif.
Hal ini sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara bahwa pendidikan dapat diibaratkan seorang petani yang bercocok tanam, apabila bibit yang di tanam kurang berkualitas namun lingkungannya mendukung serta perawatannya baik, maka bibit tersebut akan menjadi tanaman unggul.
Demikian sebaliknya, meskipun bibit yang ditanam adalah bibit berkualitas, namun daya dukung lingkungan kurang baik, tanaman tersebut tidak akan tumbuh dengan maksimal. Hal ini berarti antara bibit dan lingkungan harus saling memberikan daya dukung yang baik. Jika dikaitkan dengan pendidikan, antara siswa dan lingkungan sekolah harus saling memberikan daya dukung yang positif guna berkembangnya potensi peserta didik. Apabila dalam lingkungan pendidikan telah terbentuk ekosistem yang baik, hal ini berarti seorang pemimpin pembelajaran telah mampu mengelola sumber daya yang ada di sekolah.
Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya berarti bagaimana seorang pemimpin pembelajaran baik di kelas maupun sekolah bisa mengoptimalkan aset atau kekuatan yang dimiliki oleh sekolah, baik aset fisik dan non fisik yang terdiri atas modal manusia, sosial, politik, lingkungan dan alam, fisik. finansial serta agama dan budaya.
Pengelolaan sumber daya yang ada di sekolah lebih menekankan pada apa yang telah dimiliki oleh sekolah, bukan mengaca pada sesuatu yang kurang atau tidak ada di sekolah tersebut. implementasi pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya dilakukan dengan memanfaatkan 7 aset/kekuatan dalam pembelajaran. sebagai seorang pemimpin pembelajaran, pendidik perlu memiliki ide dan inovasi dalam mengintegrasikan modal-modal tersebut baik sebagai media, sumber, atau pun alat pembelajaran. selain itu, pengelolaan sumber daya juga dapat diimplementasikan melalui kegiatan pembiasaan di sekolah, ekstrakurikuler maupun intrakurikuler.
Apabila sumber daya yang ada di sekolah dapat digunakan sebagai bagian dari proses pembelajaran, maka kegiatan pembelajaran yang dijalani oleh siswa akan lebih bermakna. sebagai contoh, apabila seorang siswa hanya mempelajari tentang konservasi melalui video tidak akan memberikan makna mendalam. namun akan semakin bermakna dan berkualitas pembelajarannya jika siswa di ajak langsung berkunjung ke kawasan konservasi misalkan yang ada di sekitar sekolah kami yakni di TN Baluran. contoh lainnya misalkan siswa diminta untuk mempelajari secara langsung cara transplantasi terumbu karang bersama kelompok nelayan pengelola kawasan konservasi yang ada di Bangsring Underwater dan menyajikan hasil pembelajaran dalam bentuk video atau infografis.
Jika dikaitkan dengan materi yang yang di modul 1, maka keberhasilan seorang pemimpin pembelajaran dalam mengelola dipengaruhi oleh nilai dan peran yang dimiliki sebagai seorang guru penggerak. pendidik yang memiliki kemandirian, senantiasa berkolaborasi, melakukan refleksi, hingga berinovasi dalam mengintegrasikan sumber daya atau kekuatan yang ada di lingkungannya akan menghasilkan pembelajaran yang berkualitas. Segala sumber daya yang ada di sekolah juga dapat dikelola melalui strategi penanaman karakter dengan budaya positif. Dengan demikian maka akan terbentuk visi guru penggerak yang berdampak pada murid.
Pemetaan aset dan kekuatan yang ada di sekolah terutama yang menyangkut modal manusia dapat dilakukan melalui proses coaching sehingga proses pengintegrasian berbagai modal aset yang ada akan akan sesuai dengan kebutuhan siswa, dengan demikian maka pembelajaran berdiferensiasi dapat diterapkan dengan baik. Terakhir, Seorang pendidik yang senantiasa memfokuskan diri pada sesuatu yang positif akan menghasilkan kesadaran penuh dalam dirinya bahwa apa yang ada di hadapannya adalah sesuatu yang positif dan akan memberikan dampak positif pula.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H