Lihat ke Halaman Asli

Ternyata Casing Itu Penting

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya dulu pernah mendapat pelajaran desain produk. Walaupun Cuma 2 SKS namun cukup berkesan. Bagaimana produk yang mau dilempar ke pasaran mengalami proses yang tidak sederhana. Waktu itu kita tidak membahas fungsionalnya, namun hanya membahas tampilan fisiknya. Karena seringkali tampilan fisik itu sekilas mempengaruhi animo masyarakat. Anggaplah HP nokia (saat itu) yang mampu menarik minat karena casingnya yang bagus, dibanding HP Erricson misalnya. Demikian juga saat ini, Apple dengan iPhone 5S nya maupun Samsung dengan seri galaxy nya, berusaha membuat desain yang sebagus mungkin, agar kelihatan sebagai produk yang Qualified. Jangan Tanya masalah kemampuan teknisnya, pasti sudah teruji. Tapi memang, walaupun dengan kemampuan teknis yang sama, manusia tetaplah mencari yang penampilan fisiknya bagus.

Sesuatu hal yang mengherankan, kenapa bisnis casing HP (dan juga gadget yang lain) kok laris manis. Walaupun di Jepang! Manusia berusaha keras melindungi gadget yang desainnya sudah dibuat sedemikian cantik oleh perancangnya, dengan casing. Layarnya dikasih anti gores. Body nya dipasang casing yang anti benturan. Lha terus, keindahan dan kecantikan desain itu untuk apa kalau senantiasa ditutup? Kapan menikmatinya? Kapan memandangnya?

Lha yo embuh……. Yang jelas, bisnis casing sedemikian pesat di Jepang. Jangan tanya bagaimana akan menikmati keindahan gadget tadi. Fakta menunjukkan, makin mahal, makin bagus suatu desain, maka manusia akan berusaha sekuat tenaga untuk melindunginya. Dan perlu diingat juga, namanya chasing itu juga mengikuti darimana pabrik pembuatnya. Seluruh dunia itu sama. Modelnya gayanya. Apakah nggak boleh memakai cashing dengan bahan local? Boleh… boleh saja. Yang penting fungsional tetap oke. Tapi, namanya orang, pasti pengin rasa yang “luwih marem”, yaitu dengan mengikuti dari mana produk itu berasal.

Demikian dengan wanita, Allah sudah mendesain tubuhnya dengan desain yang sebagus bagusnya. Dan sebagai desain yang istimewa, mestilah ditutup yang rapat. Fitur utamanya dilindungi. Biar aman. Bukan malah ditunjuk tunjukkan ke semua orang. Lha terus menikmatinya bagaimana? Lha yang berhak menikmati keindahannya ya hanya pemiliknya. Model penutupnya seperti apa? Ya terserah asalkan sesuai dengan aturan dari SANG DESAINER. Boleh pakai bahan apa saja. Tapi kalau pengin “marem” dan mengikuti penutup yang mirip dari mana pertama kali aturan itu diturunkan (Arab) yo monggo.

Hari ini masih membuka aurat?

#Masak kalah sama hape?

Note: Paragraf Terakhir hanya Untuk Muslimah




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline