Sering berjumpa anak -- anak kecil..?..apalagi saat mereka tersenyum dan tertawa, gemesin bukan. Senyum dan ketawa anak -- anak kecil itu tulus, bukan dibuat -- buat.
Terus masalahnya dimana.?.
Pernah memperhatikan gigi mereka saat mereka tersenyum dan tertawa, ada anak dengan gigi putih bersih berderet dengan rapi, tapi tak jarang ada anak dengan gigi yang hitam dan sudah berlubang. Gigi hitam berlubang pada anak seakan mengurangi manis senyum mereka tanpa mengurangi ketulusan mereka. Tak jarang kita bertanya -- tanya, kenapa dengan gigi mereka, bukankah gigi itu keras, atau mungkin mereka jarang gosok gigi atau benar kata orang tua kita dulu karena sering makan makanan manis.
Baiklah kita bahas sedikit tentang gigi anak dan kenapa bisa berwarna hitam dan berlubang. Gigi anak lazimnya disebut dengan gigi susu atau gigi sulung, atau biasa disebut gigi sementara dan akan tanggal sesuai waktunya kemudian digantikan oleh gigi dewasa. Gigi susu jumlahnya ada 20, terbagi atas 8 gigi seri, 4 gigi taring, dan 8 gigi geraham. Pada dasarnya gigi susu mulai tumbuh pada usia 6 bulan, dan akan tumbuh lengkap pada usia 25 -- 33 bulan. Setelah tumbuh lengkap gigi akan ada waktunya juga untuk tanggal karena berbagai kondisi dan penyebab. Umumnya gigi akan mulai tanggal ketika anak memasuki usia 6 tahun sampai usia 12 tahun.
Rentang waktu antar mulai gigi tumbuh sampai dengan gigi mulai masuk pada jadwal untuk tanggal dengan atau karena berbagai kondisi. Disitulah sering terjadi pada anak gigi mulai menghitam, berlubang, gigi tinggal sedikit atau patah. Kondisi tersebut biasanya disebut dengan karies gigi. Apakah itu hal yang wajar terjadi pada anak -- anak, banyak dari kita yang menganggap hal itu adalah biasa terjadi pada gigi anak. Sangat disayangkan bila hal tersebut dianggap wajar atau lumrah, atau hal yang sepele. Banyak dari kita menganggap " toh itu masih anak -- anak, nanti akan tumbuh gigi lagi ". Pernahkah kita bertanya pada anak apa yang dirasakan kalau giginya karies atau hitam berlubang tersebut. Mungkin hanya sedikit orang tua yang sempat memikirkan hal tersebut. Padahal kesehatan gigi pada anak -- anak adalah mutlak tanggungjawab dari orang tua.
Orang tua seringkali melewatkan hal kebiasaan dan pembiasaan dalam perawatan gigi, sehingga gigi anak kita karies atau berlubang. Kebiasaan dan pembiasaan apa yang sering kita lewatkan, yaitu :
- membersihkan gigi dan area mulut sejak dini ketika anak sudah mulai dikenalkan pada makanan atau saat pertama kali gigi tumbuh.
- Kita juga sering memberikan makanan yang manis tanpa membersihkan area gigi dan mulut setelahnya.
- Anak juga sering diberikan susu dengan dot ketika menjelang tidur tanpa membersihkan gigi dan area mulut setelahnya.
- Kita tidak membiasakan mengajak anak untuk sikat gigi baik ketika pagi hari dan menjelang tidur. Pembiasaan ini yang paling sulit, kadang anak tidak mau diajak untuk gosok gigi, dan kita malah membiarkan saja. Padahal pembiasaan yang satu ini yang paling bisa mencegah gigi anak karies atau berlubang.
Banyak hal yang kita lewatkan dalam perawatan gigi anak.Apa pengaruhnya ketika gigi anak terjadi karies gigi :
- pertama anak akan malas makan karena ketika mengunyah makanan, gigi akan terasa sakit atau tidak nyaman. Sehingga bisa saja nutrisi anak tidak terpenuhi dengan baik.
- Sering rewel karena gigi sakit, atau terjadi infeksi gigi.Sehingga anak merasakan nyeri yang sangat, infeksi bisa semakin meluas, gigi semakin mengalami kerusakan yang lebih parah.
- Bisa menyebabkan bau mulut pada anak, anak tidak percaya diri ketika bermain bersama dengan teman -- temannya.
- Dan ketika gigi tetap mulai tumbuh, tumbuhnya bisa tidak teratur.
Bagaimana kalau karies gigi itu sudah terjadi :
- Menjaga agar karies gigi tidak semakin parah, yaitu dengan membersihkan gigi secara teratur dengan menggosok gigi menggunakan pasta gigi khusus anak.
- Menjaga asupan makanan anak dengan makanan yang sehat.
- Memeriksakan gigi anak ke dokter gigi secara teratur.
Ayo kita jaga gigi anak kita agar senyum anak tetap manis dan indah dipandang mata.
Salam sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H