Lihat ke Halaman Asli

11 September 2014??

Diperbarui: 17 Juni 2015   23:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hmmm. .untuk menyebut tanggal itu saja membuat saya harus menarik nafas dalam-dalam. .seakan saya tak sanggup untuk memulai menulis cerita ini. .11 sepetember 2014 adalah salah satu tanggal yang tidak akan saya lupakan seumur hidup ,tanggal yang merubah sebagian hidup saya. .tanggal dimana saya memulai hidup tanpa papa. .

Hmm,papa ?rasanya masih kemarin saya melihat senyum papa,mendengar suara papa,terima telpon papa,seperti mimpi tapi memang kenyataannya papa memang sudah tidak ada. .teringat terakhir papa menelpon ke saya tepatnya pada hari selasa malam pukul 20.11 papa mengatakan"dian kamu tidak pulang nak ?papa ingin sekali ketemu sama kamu nak "dengan gampangnya saya menjawab "nanti pa saya pulang,karena masih ada kuliahku dan saya urus laporan KKN ku, ,"ya ALLAH selalu terbersit di hati saya penyesalan yang luar biasa,hati saya selalu mengatakan andai saya tahu,andai saya tahu,mungkin saat itu juga saya pulang bertemu papa. .

Banyak saat-saat dimana papa selalu meluangkan waktu bersama kami,selalu ingin menghabiskan waktu bersama kami ,tapi tidak kami ketahui itulah saat-saat terakhir dia ingin bersama kami, ,seperti ketika papa berkunjung ke kendari dua hari sebelum saya berangkat PBL(pengalaman belajar lapangan),dia menyempatkan menginap di tempat saya,begitu banyak yang dia ingin cerita kepada saya dan kakak saya,tapi begitu sibuknya kami sehingga papa kami tinggalkan sendiri,kakak yang belum pulang kerja,saya yang harus berangkat ke rumah teman demi menyelesaikan laporan KKN.dan ketika saya kembali papa sudah tidur.Sungguh penyesalan yang tidak bisa saya ungkapkan saking besarnya penyesalan itu.Terbersit lagi di hati saya,andai saya tahu tidak akan saya tinggalkan papa,akan saya habiskan waktu bersama papa. .belum berhenti di situ,ketika papa ke kendari kembali untuk membawakan saya uang untuk pembayaran berangkat PBL,saya hanya bertemu papa sekitar setengah jam. .lalu saya meninggalkan papa lagi,untuk mengurus urusan kampus lagi.Papa menunggu saya pulang Dan ketika papa menelpon menanyakan jam berapa saya pulang,saya menjawab masih lama,padahal saat itu saya sedang jalan-jalan bersama teman-teman. .ketika papa menelpon lagi,papa mengatakan "papa sudah pulang nak,papa sudah di perjalanan,hati-hati nak "ya Allah itu adalah pertemuan terakhir saya dengan papa, ,

Kamis 11 september 2014 hari dimana papa meninggalkan saya dan keluarga,hari itu tak ada firasat,papa tak menlpon. .tiba-tiba ada pesan singkat dari Tante saya"Dian kamu dimana ?bapakmu lagi di puskesmas,dia sakit perut sama pusing kepalanya"Saya hanya membalas iya,insyaallah saya pulang sebentar kalau urusanku di kampus sudah selesai. "Saya lalu menelpon mama,menanyakan keadaan papa,mama mengatakan kalau papa sudah baikan, ,yah alhamdulillah saya sedikit legah.Setelah itu tak ada kabar lagi tentang keadaan papa,saya fikir papa sudah baikan,jadi saya berniat pulang nanti Jum'at pagi.ketika di perjalanan mau jalan-jalan bersama teman-teman,kakak saya menelpon"Lagi dimana dik ?jam berapa pulang kampus ?kamu tidak pulang di kampung ?"Saya hanya berkata "besok baru saya pulang,duluan saja kak,terus kakak bilang "papa sudah parah,saya menjawab habis magrib baru balik kampung sama-sama, ,Tapi kakak menyuruh balik cepat.Sayapun langsung putar balik ke kosan untuk menyiapkan pakaian yang akan saya bawa pulang ke kampung.Ketika saya sedang siap-siap, ,Tiba Handphone Kakak saya berdering tepatnya pukuk 17.30,Mama menelpon,ketika saya angkat bukan suara mama yang terdengar,tapi suara tante saya. . "Tante memberi kabar Papa telah tiada"Ya Allah seakan semua mimpi,seakan saya tidak percaya,kabar itu seakan akan membuat bumi terhenti sejenak,Seketika itu sayapun menangis histeris,saya tak mampu membendung kesedihan saya,saya hanya teriak memanggil nama papa.Kakak saya yang orangnya begitu tegarpun ikut menangis hingga tak mampu berkata-kata.Sepanjang perjalanan saya ke kampung halaman,perasaan saya bertanya apakah ini nyata,perasaan saya takut.di fikiran saya tak ingin sampai di rumah.Ketika saya tiba di halaman rumah,kain Putih telah terpasang di depan rumah,kaki saya serasa berat untuk saya langkahkan,saat masuk ke dalam rumah telah ku lihat tubuh papa yang telah terbujur kaku,ternyata benar papa telah tiada.jatuh air mata tak tertahankan saya menangis sejadi-jadinya,dalam hati saya berkata begitu rindunya saya pada papa,dan ketika saya pulang ke rumah,yang ku temui tubuh papa yang sudah tak bernyawa lagi.sepanjang malam saya terjaga sulit rasanya mata saya terpejam,saya tak ingin melewatkan waktu terakhir bersama papa.

12 september 2014,hari dimana papa di makamkan,di depan mata saya papa di mandika,padahal 1 hari yang lalu papa masih berdiri untuk mandi sendiri,di depan mata saya papa di kafani,papa di angkat ke keranda,papa di antarkan ke peristirahat terkahirnya,dan terakhir di depan mata saya jasad papa di turunkan ke liang kubur,air mata saya semakin tidak tertahankan. .saya mulai tersadar dan meyakinkan dalam hati bahwa ini nyata, papa sudah tak ada,saya telah menjadi anak yatim.

Sekedar pesan saya buat teman-teman yang di kehidupannya masih mempunyai papa,sayangilah, ,manfaatkan waktu banyak bersama orangtua kalian,karena kita tak tahu seberapa lama lagi kita bisa bersama mereka. .

Trim's teman-teman semoga cerita saya bisa memberikan hal positif dalam hidup meski itu tak banyak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline