Lihat ke Halaman Asli

Dian Chandra

Arkeolog mandiri

Puisi Ramadan: Dari Nganggung ke Selikur

Diperbarui: 21 Maret 2024   00:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tangkapan layar FB Wenny Respect

Dari Nganggung ke Selikur || Puisi Dian Chandra

Kita Bersetuju Menuju Kebersamaan
Saat nganggung
Dengan sedulang ketupat, ayam panggang, ketan, dan rendang

Kita kekalkan kebersamaan
Sebelum ramadhan menyibukkan kita
Dengan perburuan pahala
....

Kita kembali bersetuju
Usai hari ke dua puluh satu ramadan
Dengan menyalakan api
Di tiap-tiap jalan
Satu per satu, hari demi hari
Hingga lebaran tiba
Membawakan rendang dan kue-kue kering

Toboali, 20 Maret 2024

Keterangan:

Nganggung adalah tradisi masyarakat Bangka-Belitung sebelum hari ramadhan tiba. Secara berbondong-bondong kaum pria akan membawakan dulang ke masjid/balai desa, dengan isian ketupat, lepet, ketan, ayam panggang, rendang, dan lainnya.

Setelahnya, saat ramadhan tiba, tepatnya pada hari ke-21, masyarakat akan menyalakan lampu tradisional di jalan-jalan hingga malam lebaran. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline