Lihat ke Halaman Asli

Dian Chandra

Arkeolog mandiri

Perihal-perihal di Kepalaku yang Mulai Ranum Uban

Diperbarui: 4 November 2023   10:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tangkapan layar channel youtube Sastra festival

PERIHAL-PERIHAL DI KEPALAKU YANG MULAI RANUM UBAN

Di kepalaku yang mulai tumbuh satu-satu uban, aku memuat puisi dan fiksi. Yang bersumber dari segala macam ingatan, pemikiran, dan pandangan, juga segala perasaan yang acap kali mengacaukan dada dan jantung, hingga sesak dengan debar yang tak beraturan.

Tepat satu hari yang lalu aku mendapat kabar, perihal sekerat puisiku yang berjudul Kepada Iblis yang Bersarang di Rumah Ibuku mendapat nominasi sebagai puisi terbaik di salah satu festival sastra. Masih di hari yang sama, kutemukan cerpen karanganku Mak Ngah dan Tiga Biri-Biri di Kepalanya tercantum dalam cerpen pilihan Mbludus.com 2023.

Baik cerpen dan puisi tersebut, kubikin hanya dalam sekali duduk. Tentu saja setelah melalui perenungan yang panjang dan dalam beserta berbagai riset jauh-jauh hari.

Melalui puisi dan fiksi aku hendak menyampaikan beberapa pesan dengan cara paling slow motion. Bukankah menulis untuk membagi-bagikan berbagai macam pengetahuan? Entah itu ilmu pengetahuan berbasis pendidikan, pengetahuan life style untuk mendukung kecakapan hidup, atau bahkan pengetahuan untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi.

Berikut tips penulisan puisi dan fiksi:

1. Banyak-banyak membaca agar memberikan perspektif baru
2. Tentukan tema/topik
3. Lakukan riset
4. Mulai menulis dengan tenang dan fokus
5. Baca ulang dan edit bila perlu

Karena telah melakukan riset jauh-jauh hari, biasanya aku hanya memerlukan waktu 30 menit sampai 2 jam saja untuk menulis. Waktu seharian kuperlukan untuk membaca ulang dan mengedit typo.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline