Lihat ke Halaman Asli

Dian Chandra

Arkeolog mandiri

Dari Semangkuk Kerang Kepoh || Puisi Dian Chandra

Diperbarui: 21 Oktober 2023   19:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri


DARI SEMANGKUK KERANG KEPOH || Puisi Dian Chandra

Dia Lei, selalu pilih-pilih makanan
seakan-akan seluruh indranya bersatu-padu
kala didekati makanan
: mengantarkannya pada kelezatan kerang kepoh
yang direbus tanpa apa-apa
hanya bawang, air, dan garam

dari semangkuk kerang kepoh
: yang dipungut satu-satu oleh perempuan gagah berani
yang menahan kengerian dibantai buaya
pada sungai kepoh
yang menyejahterakan alam
Lei memakan satu-satu

sedang radar di sela-sela lidah, hidung, dan mata
mulai mengecup jerih payah
perempuan-perempuan pencari kerang
: keringatnya menembusi cangkang-cangkang keras

ialah keberkahan!

Toboali, 19 Februari 2023


Bonus puisi tanpa judul:

makan-makan, sepagi ini
di jam delapan
kupilih bakso beku
yang masih saja pamrih
: ia tak mau jauh-jauh dari gumpalan es
yang mengekalkan eksistensinya

tapi, aku mau makan
lapar!

Toboali, 19 Februari 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline