kusinggahi anak anakku
di mula mula kehidupan
untuk digugu
& ditiru
serupa guru
....
Bagaimana bila kukatakan bahwa aku tak pernah memaksakan kehendakku kepada anak-anakku yang selalu ramai itu? Akankah mereka berlaku sesuai adab dan melakukan hal-hal baik?
....
Dia bayi 16 bulan, sedang mengumpulkan keberanian untuk dapat berjalan. Tapi, dia sangat senang berbicara dan hapal nama-nama. Dia tahu apa maunya. Kalo haus dia bilang, "Num ... num!" Kalo pengen makan, dia bilang, "mam mam!" Kalo ngantuk, dia segera ke kasur dan berkata, "Bobok ... bobok!"
Begitupun saat aku iseng menyuruhnya mengambil bantal, dengan gesit sembari merangkak dia menuju kamar dan mengambil bantal bebek kesayangannya. --Nindy.
Seorang balita, berumur empat tahun lebih. Bicaranya masih berbelit-belit. Kadang-kadang sukar dimengerti, tapi dia gemar bermain games di hp-nya. Dan tak pernah mengeluh, hingga ia jago sendiri.
Tak hanya itu, ia sangat bersemangat pergi ke tempat les. Bukan untuk belajar, tapi untuk bertemu teman-teman. Diam-diam, ia yang malas memegang buku dan pulpen itu, rupanya pandai dalam hal menggambar karakter favoritnya, seperti t-rex, chainsaw man, dan lain-lain. -- Lei.
Dia batita, masih berumur dua tahun lebih, sangat gemar berbicara dan memperhatikan tingkah orang-orang. Selain doyan merajuk, dia juga senang membantu, tidak pelit dengan makanannya, dan pintar merapihkan mainannya sendiri. Dia juga seorang anak perempuan yang teguh akan pendiriannya, serta sangat pemberani. -- Rara
Pertanyaannya, sudahkah aku mendidik mereka dengan benar? Hingga mereka merasa enjoy menjalani hari-harinya, tanpa sadar telah kudidik diam-diam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H