kubeli rindu dengan mata, dengan hati, dengan tangan, dengan kaki, dengan hidung, dengan telinga, dengan jiwa, dengan luka
yang lalu kusimpan di dalam kelambu anak-anak kita
agar kau melarung sengketa
yang kerap kau selimuti dalam gigil malam
membuatku serupa pungguk merindukan jari jemari raksasamu
yang bermukim di anak-anak tangga
tahun-tahun mengembang
masih saja kubeli rindu
dengan tawa, dengan air mata, dengan tangis, dengan lenguh, dengan kelakar, dengan tak tahu malu menggantung kepada akar lapuk
sedang anak-anak kita
telah lama tak lagi bermukim di balik kelambu
Adalah rindu yang kutitipkan dahulu
masih tinggal
berbaring kedinginan
meronta dalam sekarat yang kian nyata
memungkin inginku, melepas rindu yang terjerat lama
pergi, kau!
Toboali, 18 Maret 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H