di kepalanya yang ranum uban: sudah sejak dua tiga tahun lalu, ia kekalkan serapah
; teruntuk suami & anak-anaknya yang binal
yang terus terusan tumbuh di rahimnya
yang tak lagi rahim: rahmah, arrahim, rahima
ia memeluk buncit perut, merogoh rogoh lemak di dua saku belakang: tempat bidan menyelipkan hormon pencegah kebocoran dari anak-anak suaminya yang selalu ramai, juga mencubit cubit chubby pipi: meski ia kerap melahap anuanuan
dari kuku kuku tangan yang menguning oleh kunyit, dari kaki kaki yang terlampau letih menempuh malam sembari menyanyi nina bobo hingga pukul tiga pagi, dari sepasang mata yang gagal menggoda suami(nya)
Iblis mulai menuju kepalanya, menyusup di sela sela kutu, hippocampus, & bersarang dalam dalam
; memuat rumah, tempat tinggal kegelapan segala pikir
(ia tak lagi jadi urang umah, menunggui rumah, & mengasuh anak anak serupa perempuan perempuan paleolitik atas
; ia membikin home sweet home dalam dalam: tapi ia (masih) ibu
yang gemar memelihara kebajikan dalam diri)
robot robot robot robot robot ro bot r o bot
bot
Toboali, 31 Juli 2023
Catatan:
Urang Umah adalah istilah dari bahasa Bangka untuk menyebut istri atau perempuan yang sudah menikah yang tinggal di rumah.
***Puisi ini masuk ke dalam 50 puisi terpilih dalam Payakumbuh Poetry Festival 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H