Banyak yang bilang puisi adalah ungkapan hati penulisnya. Segala kegelisahan, berbagai suasana hati, pun pandangan penulis tertuang ke dalam sekerat puisi. Banyak pula yang bilang puisi identik dengan kasmaran dan patah hati. Tak jarang, orang menyebut puisi sebagai bentuk curhatan terselubung.
Tak sepenuhnya salah. Meski akan lebih baik jika dalam pembentukannya melibatkan kelima indera. Sehingga akan diperoleh sekerat puisi, yang tak hanya sekadar susunan kata indah atau curhatan saja. Namun, juga berbobot. Ada pengetahuan yang dapat diperoleh oleh para pembacanya.
Seperti puisi berikut:
FITOREMEDIASI
malam-malam engkau merokok. menghabiskan tembakau. yang masih ingin menyucikan cemaran. yang bermukim di sana sini.
sedang engkau menjadikan tembakau dalam gulita hidupnya. dalam balutan asap. yang membakar habis kebajikan. yang tuhan taruh di dalam sana. dalam-dalam. diam-diam.
tembakau merajuk. engkau takluk pada batang-batang rokok. yang kian gemar mencium bibir dan jari jemarimu. pada suatu hari yang santuy. pada suatu waktu yang kauumpat. pada suatu tafsir.
diam-diam, tembakau melepas kewarasan. ia telah mabuk nikotin. bersama kau. bersama-sama.
....