Lihat ke Halaman Asli

Dian Chandra

Arkeolog mandiri

Jabatan Paling Lampau

Diperbarui: 22 Desember 2022   13:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

JABATAN PALING LAMPAU  || Puisi Dian Chandra

Kugali waktu dengan cetok yang mulai tak berbentuk
lapisan-lapisan tanggal kutemukan
ada engkau bermukim di dalam remukan arca:
perempuan beranggota badan serba montok
yang menyesap ingatan di paleolitik akhir

Kutemukan pula kisahmu
yang tak pernah habis dimakan rayap

Adalah kasih, adalah sayang, adalah cinta, adalah kesuburan, adalah kekayaan, adalah dewi, adalah mother goddess, adalah Ibu

Lagi, kugali waktu
untuk mengupas lapisan ingatan
yang tersimpan di bawah tanah
remahan kaki-kaki candi memanggil ruh:
Bhagawati Cidya Dewi
yang mula-mula mengantar kehidupan
dan mensucikan anak-anak dalam jilatan api
yang meletakkan kebahagiaan di abad kesembilan:
ia yang mengasuh para raja
dan menimang-nimang seorang bayi
serupa Gayatri yang mengasuh anak dan cucunya

Lagi-lagi, kucari-cari waktu
yang lalu ketemui di panel-panel relief candi:
Candi Banyunibo dan Candi Mendut
yang berdiam Dewi Hariti dan ratusan anak-anaknya
ia mengasuh dengan tak kenal waktu
yang lain-lain bergelayut di tubuhnya
yang orang-orang ramai meminta kesuburan

Adalah kini, kucuri waktu untuk duduk semeja, semakan denganku
bersama-sama kami kupas nasi goreng ibuku:
ada lelah, ada tawa, ada doa, ada harap, ada ingin, ada cinta, ada rindu, ada jabatan paling lampau
yang disebut Ibu

Toboali, 17 Maret 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline