Lihat ke Halaman Asli

Dian Chandra

Arkeolog mandiri

Ciluar, Jl. Kemakmuran, Jl. Balai Benih dan Jl. Kemakmuran lagi

Diperbarui: 2 September 2022   11:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

CILUAR, JL. KEMAKMURAN, JL. BALAI BENIH, DAN JL. KEMAKMURAN LAGI || Puisi Dian Chandra

Ciluar yang mungil, tempat aku berkelakar dengan imajinasi
bermain-main dengan penjagaan Ayah
yang kerap terlelap saat hujan mendadak berjatuhan
tergeletak di dalam ingatan kanak-kanak:
bengal

Hari-hari berlalu, melawat asuh di Jl. Kemakmuran yang asing
kubangun pertahanan di wajahku yang terpencil
meraba-raba wajah-wajah asing
bersama adik perempuanku
memakukan kenangan:
berburu ibu

Datang pada Jl. Balai Benih
yang selalu sunyi siang dan malam
silam menyusun kepingan hari-hari
perjalanan bersama-sama, pada rumah yang bermukim kata-kata di bawahnya
bayang-bayang sumringah:
dalam lezatnya burung hutan
dan kengerian ular piton
yang membenam perutnya dalam tubuh bebek-bebek
satu per satu

Balai Benih terlampau sepi
sedang gairah dan geliat kota
ada di Jl. Kemakmuran
perjalanan pun berulang-ulang
mengunci diri pada kesibukan
yang harus sampai pada dataran masa depan:
Universitas Indonesia yang lalu lalang di TVRI
Oxford yang menanam diri di buku-buku tulis
dan
keinginan yang lain

Betapa langkah harus segera sampai
adalah buku-buku yang satu-satu datang, satu-satu mengupas hari, satu-satu menyimpan catatan peristiwa
biakan dongeng-dongeng Mama
dan keingintahuan yang melimpah ruah

Toboali, 29 Maret 2022




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline