Lihat ke Halaman Asli

Dian Chandra

Arkeolog mandiri

Puisi: Napas-Napas Nelayan

Diperbarui: 1 September 2022   21:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi hutan yang mencekam. Sumber: Pexels/Alfo Medeiros

NAPAS-NAPAS NELAYAN  || Puisi Dian Chandra

 
aku masih menelusuri
jejak hantu
di rimba keratung
yang membikin demam
serta mengantarkan ketakutan
dalam gigil penjagal hutan
 

jika kelak kutemukan
mungkin satu hantu
atau
ratusan
akan kusematkan di kampungku
yang ramai tambang timah
membikin nelayan kenyang keluh
berhari-hari
sebab ikan lenyap
sebab laut memendam lumpur kelam
 

entah pada kelekak yang mana
hantu itu berumah
menyembunyikan kengerian
dalam hati yang baik

 
sedang aku membikin tulah
dari serapah pencarian berhari-hari
teruntuk penambang nakal
melaut untuk mencuri kehidupan
dari napas-napas nelayan
dan
ikan-ikan

 
Toboali, 05 April 2022

 
Catatan:
Puisi terinspirasi dari maraknya tambang timah di sekitar pantai Batu Perahu dan pantai Nek Aji di Bangka Selatan. Adapun Rimba Keratung adalah nama hutan di Bangka Selatan yang terkenal dengan keangkerannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline