Lihat ke Halaman Asli

Dian Chandra

Arkeolog mandiri

Prasasti Sangguran

Diperbarui: 30 Agustus 2022   11:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

mpu sindok, telah kutitahkan kau
memberi leluasa
pada para pandai besi
untuk menjaga candi di mananjung

merekalah manusia-manusia istimewa
yang sibuk memoles dunia
dengan besi, perunggu, tembaga, dan emas
yang paling ingat mati
berjalan sungguh-sungguh
menuju candi milik sendiri

tumbuh subur kepemilikan tuhan di sana
usai menempa kehidupan manusia
memekatkan janji penguasa
untuk menjaga kaum mereka
para pandai besi
yang paling beriman
tanpa strata

jangan ganggu
jangan ingkari titahku
yang memuat segala persumpahan dan kutuk
juga tulah
yang diamini segala makhluk
yang dihuni segala makhluk
mereka ialah pengantar kesengsaraan tak berkesudahan

selalu hidup dalam ayunan waktu
membaui segala pengacau
untuk meleburnya
dalam kehancuran
mengiris pengembaraan

sebagaimana raffles
dan minto
mendekap duka
hingga meruntuh waktu hidup
benar-benar habis
dimakan tumpukan kutuk

Toboali, 05 April 2022

Catatan:
Puisi terinspiasi dari Prasasti Sangguran.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline