Lihat ke Halaman Asli

Harbi Hanif Burdha

Menjadi Penulis adalah cita-cita saya

Siapakah Sultan Mahmud Alminangkabawi Lasem?

Diperbarui: 7 April 2021   16:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Siapa yang tidak kenal dengan Mbah Jejeruk/Sultan Mahmud Alminangkabawi yang terletak di Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Salah satu objek Wisata Religi yang sudah dan sangat dihormati oleh penduduk setempat. Beliau merupakan anak murid Sunan Bonang yang datang dari Minangkabau.

Kira-kira sekitar abad ke XV, Sultan Mahmud yang merupakan salah seorang anak Raja Mimangkabau berlayar bersama patihnya berlayar ke pantai Timur Sumatera. Beliau menunaikan Wasiat Sang Ayah. Singkat Cerita, beliau bertemu dengan Sunan Bonang sekaligus beliau jadikan guru.

Pertanyaan yang menggelitik sebagian masyarakat Lasem dan bahkan Masyarakat di Minang sendiri. Siapakah Sultan Mahmud Lasem ini? Dari mana asal muasalnya? Karena di Minangkabau pada waktu itu yang memerintah adalah Rajo Tigo Selo.

Masuknya Islam ke Minangkabau. Dari Rajo Tigo Selo, tentunya Rajo Ibadat lah yang merupakan Rajo pertama yang masuk islam. Cerita ini berawal dari kedatangan Syeck Ibrahim yang datang dari Pulau Jawa menyebarkan Islam di Sumpur Kudus yang menjadi pusat pemerintahan Rajo Ibadat. 

Kedatangan Syech Ibrahim diperkirakan memang pada abad ke XV ini. Rajo Ibadat pertama yang masuk islam itu bernama Rajo Pandito III. Untuk memperkuat komitmen keislamannya, Sang Raja dengan Syeck Ibrahim membuat"Sumpah Sotieh" pada tahun 1507. Setelah pemerintahan Rajo Pandito III masuk islam, gelar Raja Ibadat berubah dari Rajo menjadi Sultan seperti halnya Kesultanan/Kerajaan Islam lainnya. Ada Sultan Samiek (1543), Sultan Alif Khalitullah (1680), Sultan Sembahyang II, Sultan Sembahyang III, Sultan Pandak (1879).

Kedatangan Syeck Ibrahim ini diperkuat dengan Misi Islamisasi yang dilakukan oleh Raden Fatah Sultan Demak memerintahkan 4 orang Syekh ke Kerajaan-Kerajaan di Pulau Sumatera. Sebelum islamisasi ini terjadi di Minangkabau, rombongan ini menyebarkan islam di Muara Enim, Palembang sehingga tertulis dalam Uluan Palembang.

Bukti Islam masuk ke Minangkabau diperkuat oleh Sang Petualang Tome Piere Abad ke XVI dalam bukunya bahwa beliau mengaku Salah Satu Rajo dari Rajo Tigo Selo sudah beragama Islam. Sedangkan yang lain belum.

Sekarang kita coba Kembali membahas pertanyaan tentang Sultan Mahmud Alminangkabawi. Kedatangan Sultan Mahmud dan Istrinya Asiyah bersamaan dengan Pemerintahan Rajo Ibadat yang bergelar Rajo Pandito III dan Sumpah Satiah dengan Syekh Ibrahim di tahun 1507. Satu-satunya Rajo di Minangkabau yang masuk islam.

Sultan Mahmud memutuskan menemani Sunan Bonang, guru beliau sampai akhir hayatnya di tahun 1525 serta beliau putuskan untuk tidak kembali ke Minangkabau. Apakah Sultan Mahmud merupakan salah seorang anak Rajo Pandito III ?

Karena di awal abad XV ini pula diperkirakan Rajo Pandito III dan Syeck Ibrahim meninggal dunia.
(Harbi Hanif Burdha)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline