Lihat ke Halaman Asli

Harbi Hanif Burdha

Menjadi Penulis adalah cita-cita saya

Legalitas Menghambat Kreativitas DI

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sering kali karena proses birokrasi yang berbelit-belik, banyak masyarakat malah tidak megindahkan peraturan-peratuan yang ada. Dan kreativitas masyarakat bahkan merasa di singkirkan dan tidak di acuhkan oleh berbagai pihak penyelenggara Negara ini. yang lebih parahnya kreativitas yang dilakukan anak negeri ini sering kali ditunggangi oleh Ranah-ranah Politis. kalau kretivitas itu gagal, semua pihak akan mencari-cari kesalahannya. kalau berhasil, mereka akan berusaha untuk ambil bagian dalam kegiatan tersebut. kalau seandainya Proyek yang dilakukan DI berhasil, apakah yang akan dilakukan pemerintah???(Mobil Ferrari pertama rakitan Indonesia)

Persoalan yang dialami DI dengan Mobil Listrik Tucuxinya sedang menjalar di benak kita sekarang ini, menurut hemat saya murni kecelakaan, karena kesalahan bukan terletak padi diri DI. Tapi kerusakan yang terjadi pada Mobil yang dikendarainya. Kecelakan bukan persoalan disengaja atau bukan. tapi persoalan takdir. Berhati-hatipun kita mengendarai kendaraaan, kalau kita ditakdirkan jatuh, kita akan jatuh. Kalau tidak kita yang menabrak orang, kita yang ditabrak orang. Mobil Listrik Tucuxi milik DI ini mengalami kecelakaan parah di Magetan yang disebabkan rem blong. Masalah yang timbul sekarang adalah masalah perizinan Mobil mewah yang dikendarai DI dalam uji coba tersebut. Mobil Listrik Tucuxi itu belum mengantongi sertifikat.

Namanya saja UJI COBA. Apakah harus dilengkapi dulu legalitasnya?kalau seandainya proyek itu gagal, tentu perizinan tersebut juga sia-sia dong?bukan persoalan saya berpihak atau bukan. Tapi kalau kita fikir, Sistem birokrasi kita yang berbelit-belit membuat Kreativitas kita terkekang dan jalan ditempat. Jangankan persoalan pembuatan kendaraan yang dilakukan DI, Persoalan masyarakat di kalangan bawahpun untuk mengurus perizinan usaha ataupun yang lainnya sangat pelit. Jadi apa yang dilakukan DI lebih baik ia tau kekurangmobilnya terlebih dahulu, sebelum melangkah ke ranah birokrasi yang cukup sulit itu dan juga dipasarkan bukan?.

Sudah jatuh tertimpa tangga pula, mungkin itulah kata-kata yang pas untuk DI saat sekarang ini. kenapa harus DI yang harus mengendarai Mobil itu, kenapa tidak orang lain saja?malahan saya secara pribadi sangat salut dengan pa yang dilakukan DI. Ia mengandarai sendiri untuk menguji coba mobil mewah itu, sedangkan mobil itu belum tau aman atau tidak untuk dikendarai.

Kalau masalah DI yang selalu melakukan hal-hal yang sangat substansial dan tindakan-tindakan kontradiktif, sudah tidak asing lagi. Tapi apakah semua itu merugikan pemerintah dan rakyat?

Satu lagi masalah mandi kembang. Itu masalah budaya dan keyakinan. Setiap Suku bangsa punya ciri khas dalam budaya mereka untuk melakukan ritual-ritul keselamatan. Kalau kita merasa itu salah, tidak jadi persoalan kok. Tapi saling Toleransi, memahami dan menghargai antar budaya harusnya selalu kita jaga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline