Lihat ke Halaman Asli

Harbi Hanif Burdha

Menjadi Penulis adalah cita-cita saya

Istriku, Mungkinkah???

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istri adalah anugrah dari Tuhan yang harus kita jaga dan kita cintai. Karena selain dia seorang istri, dia juga calon Ibu untuk anak-anak yang akan dia besarkan dan menjaga kelurganya. Saya punya sedikit cerita dari pengalam hidup saya. Saya masih ingat saat itu. tepat tanggal 11 Januari 2012. Saat itu pacar saya pulang kampung dan diam-diam dia mengatakan kepada orang tuamu, kalau dia ingin menikah. Saat itu kami masih kuliah. Saya Semester 8 di Prodi Bahasa Inggris dan dia Semester 6 di Prodi Fisika. Ternyata setelah dia menceritakan itu kepada orangtuanya, sontak orang tuanya marah dan mengusir dia dari rumah. Waktu itu sekitar jam 23.00 Wib, dia SMS saya kalau dia akan pergi dari rumah dengan nomor Operator lain. Waktu itu saya pakai Kartu Mentari, karena memang pada saat itu termasuk kartu Prabayar Termurah kalau menelpon ke Operator lain yang cuma 300 Rupiah permenit. Saya berusaha membujuknya untuk pulang ke rumah, atau setidaknya pulang ke rumah bibinya, karena kalaupun saya kesana juga akan sampainya besok. Sebelumnya dia tidak mau, tapi lama ke lamaan rayuan saya mempan juga dan akhirnya dia pulang dan minta maaf kepada orang tuanya. ^_^, Terimakasih Indosat.

Satu minggu kemudian dia kembali lagi ke kampus. Semakin hari saya melihat semangat hidup orang yang saya cintai semakin berkurang. Waktu kami untuk bertemu semenjak itu mulai berkurang. Pada tanggal 28 Februari 2012 kami bertemu. Saya mintak kepada dia untuk memakai kartu Prabayar dari Indosat juga. Akhirnya dia beli dan komunikasi kami bertambah lancar

Melihat keadaan seperti itu, saya tak sanggup lagi. Tepat pada tanggal 3 Maret 2012 saya ke rumahnya tanpa memberitahu dia. Saya coba Politik Ayah saya meminag Ibu. Saya cerita ini dan itu, sambil tertawa ria dan kesempatan ituu saya manfaatkan dan memberanikan diri mengatakan kepada orangtuanya “Pa, Ma. Saya ingin menikah dengan Vivi. Alasan saya menikah Cuma satu Pa. Saya menikah karena Ibadah”.  Logikanya, masak orang akan langsung marah kalau dia baru saja tertawa terbahak-bahak dengan lawan bicaranya???sukses juga pengkaderan ayah saya.

Setelah dia pikir-pikir akhirnya orang tuanya mengizinkan. Singkat cerita, setelah melalui proses yang panjang, pada tanggal  3 april 2012 kami menikah.

Melihat kondisi ekonomi saat itu, tidak memungkinkan kami untuk kuliah keduanya sekaligus. dan saya memutuskan istriku yang kulaih, saya bekerja. Waktu itu saya belum punya pekerjaan tetap. Selain saya suka menulis, saya juga punya tempat pencucian motor. Sejak itu saya mulai sibuk mencari informasi di Internet. Siang malam saya Online. Saya selalu pakai paket Unlimited per bulan dengan Cuma menghabiskan uang saya Rp. 100.000 saja, karena saya dapat menikmati cepatnya Internetan dengan Indosat Super 3G+ hingga 7.2 Mbps. Lagi-lagi indosat menyelamatkan hidup saya.

Tapi pada 25 agustus 2012 sampai sekarang, saya mencoba mencari hidup di luar daerah. Saya pulang hanya sati kali selama tiga hari dalam sebulan. Pihak ke tiga yang selalu menghubungkan kami hanya lah indosat. Saya nelpon pakai Indosat dan internet pakai Indosat. Saya selalu setia kepada istri meskipun kami berjauhan. Semoga indosat selalu menemani dan Indosat selalu di hati…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline