Lihat ke Halaman Asli

Aktivis Papua Merdeka Tiru Modus Teroris

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13491639521650926115

[caption id="attachment_209309" align="aligncenter" width="553" caption="ilustrasi (dok. pribadi)"][/caption]

Temuan Polda Papua akhir September lalu terkait kegiatan seorang aktivis Papua merdeka yang telah menyiapkan sejumlah bom siap ledak di Wamena, patut diapreasiasi.

Pemuda bernama Pilemon Elosak itu diketahui adalah pengurus Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wamena. Rumahnya di Kampung Honailama, Wamena dijadikan sekretariat KNPB. Ketika Polisi menggeledah rumah itu pada Sabtu, (29/9/2012), dua bom siap ledak ditemukan, beserta serbuk bahan peledak dalam 3 kantong plastik hitam, satu buah detonator dari alumunium dan satu bom botol.

Tidak hanya itu. Polisi juga menyita 3 ikat panah, 3 busur, 1 pucuk senapan angin, 8 bilah parang, 2 bilah kapak, jeriken berisi 3 liter bensin, 1 baret petapa warna biru, 1 keping CD Papua Merdeka, 1 buah bendera bintang kejora, satu buah stampel KNPB, dan 10 buah kartu tanda pengenal KNPB dan uang Rp 13,6 juta. Pilemon dan tujuh aktivis KNPB lainnya langsung diringkus.

http://nasional.kompas.com/read/2012/09/30/17540483/Dua.Bom.untuk.Pemerintah.Polisi.dan.TNI.di.Papua

Apa itu KNPB?

Komite Nasional Papua Barat (KNPB) adalah sayap politik Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang bergerak di kota-kota mengusung tema demokratisasi dan HAM. Sedangkan Sayap militer OPM adalah TPN-OPM (Tentara Pembebasan Nasional-OPM) yang bergerilya dari hutan menggunakan senjata api. Ada juga organ yang bertugas melakukan berkampanye secara intens di luar negeri untuk kemerdekaan Papua, yaitu Free West Papua Campaign (FWPC). Organ ini bermarkas di London, Inggris, dipimpin Benny Wenda (Napi yang kabur dari LP Abepura sekitar tahun 2003, lalu mendapatkan suaka politik dari pemerintah Inggris).

Salah satu bentuk kampanye hitam FWPC adalah menggelar sayembara berhadian 50 ribu pound bagi siapa saja yang berani menangkap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat berkunjung ke Inggris pada 31 Oktober hingga 2 November 2012 nanti.

http://news.detik.com/read/2012/09/19/140435/2025960/10/aktivis-papua-merdeka-sayembarakan-penangkapan-sby-rp-770-juta?9922022

Berbeda dengan TPN-OPM yang terbatas gerakannya karena harus mengendap-ngendap menenteng senjata, KNPB bisa lebih leluasa bergerak di pusat-pusat kota di Tanah Papua. Dengan berlindung di balik kebebasan berekspresi dan menyampaikan pendapat, KNPB bebas meneriakkan aspirasi Papua merdeka, meminta referendum ulang, mengutuk Pemerintah Indonesia sebagai penjajah, menuding militer Indonesia telah melakukan genosida di Papua, mengkampanyekan kegagalan Otsus, menuntut pembebasan Tapol/napol, dst….

Merangkap fungsi Teroris

Secara sederhana, Fungsi KNPB di Papua sama dan sebangun denganfungsi FWPC di London. Bedanya, FWPC melakukan kampanye hitam tentang Indonesia di luar negeri, sedangkan KNPB memaki-maki pemerintah dan militer Indonesia di dalam negeri.

Tak puas mengepak sayap politik OPM, KNPB lantas meniru modus teroris.Merakit bom, meledakan markas militer dan polisi, serta fasilitas umum. Ini tersirat dalam pernyataan Karo Puspen Mabes Polri Boy Rafli Amar terkait temuan bom di Wamena, bahwa bom tersebut diduga ditargetkan untuk meledakkan secara serentak di beberapa tempat di Papua. Sasarannya adalah Polres Jayawijaya, Kodim, batalyon, Jembatan Baliem, dan kantor kelurahan di samping kediaman Kapolres Jawijaya di Wamena.

http://regional.kompasiana.com/2012/10/01/polri-dituding-giring-aktivis-papua-merdeka-jadi-teroris/

Maka apabila polisi kemudia mengeledah dan meringkus para aktivis KNPB yang terbukti terlibat, itu bukan hal yang luar biasa. Itu prosedur standar manakala indikasinya memang kuat serta didukung bukti-bukti permulaan yang cukup. Ingat, sudah dua tempat di Wamena diledakan pada September lalu, yaitu Kantor DPRD dan Pos Lantas Polres Jayawijaya.

Polisi di Negara demokrasi manapun juga akan melakukan hal yang sama, demi keselamatan dan kenyamanan warga sipil lainnya. Kalau toh ada suara miring dari pimpinan KNPB atau dari FWPC di London, bahwa polisi Indonesia telah sewenang-wenang dan tak beradab dalam penangkapan aktivis KNPB di Papua, kita abaikan saja. Toh mereka (KNPB) hanya menjalankan perannya. Dan mungkin untuk itulah mereka dibayar….. (???!!!)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline