Lihat ke Halaman Asli

Papua Beata Terra (Bagian - 1)

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13441021742058599897

Kemarin di forum ini, saya coba mengulas sedikit tentang kondisi di pintu perbatasan Skow (perbatasan RI - Papua Nugini) yang tampak miskin dari pesan-pesan nasionalisme dan belum dikelola secara maksimal. Padahal, wilayah perbatasan ibarat space iklan untuk menyampaikan kepada publik, lebih-lebih turis asing yang memasuki wilayah NKRI untuk mengenal tidak saja wilayah tetapi juga nilai-nilai luhur bangsa yang hendak dikunjunginya. http://hankam.kompasiana.com/2012/08/04/perbatasan-ri-png-yang-miskin-nasionalisme/

Dalam perjalanan saya kali ini, dari Vanimo (Papua Nugini) ke Jayapura untuk selanjutnya berlibur ke Jakarta agar bisa berlebaran bersama sanak keluarga, lensa kamera saya menangkap berbagai pemandangan eksotik. Sayang kalau hanya dinikmati sendiri. Barangkali baik saya bagikan di forum ini sekaligus menggugah keinginan anak bangsa ini agar mau berkunjung ke Papua, menikmati keindahan alam yang dianugerahkan oleh Sang Pencipta kepada seluruh anak Negeri ini.

Setelah mendapatkan tiket di Bandara Sentani, saya harus menunggu semalam untuk berangkat ke Jakarta pada esok paginya. Tanpa menyia-nyiakan waktu, saya segera menuju kota Jayapura (ibukota Provinsi Papua) untuk mencari penginapan. Sepanjang perjalanan mulai dari Sentani, memasuki Abepura, Waena, Entrop, hingga Kota Jayapura, aktivitas masyarakat tampak normal. Jauh dari kesan seram sebagaimana sering dipublikasikan media-media lokal, terkait tertangkapnya sejumlah petinggi KNPB maupun tewasnya pimpinan KNPB Maco Tabuni, beberapa waktu lalu.

Sopir taksi yang mengantar saya mengaku senang dengan tertangkapnya para perusuh itu. Ia berharap aparat keamanan dapat bertindak lebih tegas dan konsisten agar keamanan kota dapat tetap terjaga. Karena keamanan itu sangat berpengaruh terhadap rezeki yang ia terima. Pasca penangkapan para pemimpin KNPB itu, sang sopir itu mengaku setiap hari mendapat penumpang turis asing. “Lumayan, uang kuliah anak saya di Jawa bisa terpenuhi tepat waktu”, akunya.

Mencari hotel di Kota Jayapura, tidaklah sulit. Ada banyak hotel di sana dan bagus-bagus. Ada Hotel Aston, Hotel Yasmin, Swissbel dan masih banyak lagi. Saya memutuskan menginap di Swissbel Hotel karena view-nya yang menghadap ke laut dan ke perbukitan di sekitarnya. Inilah pemandangan indah dari jendela kamar saya ke arah bukit “Jayapura City”.

[caption id="attachment_198205" align="aligncenter" width="567" caption="Bukit "]

1344102513122164945

[/caption]

Sedikit mengarahkan pandangan Anda ke arah Barat dari Bukit "Jayapura City". Sebuah pemandangan eksotik siap menyambut Anda, seperti pada gambar di bawah ini :

13441030011755930572

Tunggulah beberapa saat, lemparkan pandangan Anda ke arah pusat kota Jayapura yang melingkar indah antara kaki bukit  dan bibir pantai :

13441032531062674871

13441039001822883886

Kota yang bernama Jayapura ini, dari sejarahnya pernah bernama Hollandia pada Jaman Belanda. Tanggal 17 Maret 1910 Belanda menetapkan Hollandia sebagai ibukota Nederland Nieuw Guinea. Nama Hollandia diberikan oleh Kapten Sachse. Kota pantai dengan geografinya yang berteluk itu sangat mirip dengan garis pantai utara negeri Belanda. (Hollandia dari kata Hol= lengkung atau teluk, dan Land = tanah).

Bersambung.......




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline