Lihat ke Halaman Asli

Indonesia Masih Santri?

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Santri, kata lain untuk seseorang yang menempuh pendidikan dalam suatu pondok pesantren. Dalam kegiatan sehari harinya, biasanya santri selalu dipenuhi dengan hal hal konyol dan berbagai kecerobohan. Entah itu di sengaja ataupun tanpa disadari. Namun memang begitulah pesantren, meski kelihatannya kehidupan disana seperti penuh gurauan, tetap saja kebanyakan orang yang mondok sekian tahun lamanya akan menjadi seorang yang berhasil. Entah itu jadi kiai atau yang lainnya.

Dalam hal ini, dapat dilihat bahwa keadaan Indonesia kita tercinta pada saat ini, digambarkan seperti orang yang mondok. Penuh kecerobohan dalam tindakan politik, penuh kelalaian terhadap para pahlawan pengangkat moral bangsa, penuh ketidak telitian terhadap kehidupan rakyatnya, penuh kekonyolan pada penegak keadilan maupun hokum, penuh ketidak pengalamannya terhadap pengelolaan sumber daya alam. Itulah Indonesia saat ini. Seperti santri yang super kurang pengalaman dalam banyak bidang.

Namun perbedaannya, sudah berapa lamakah Indonesia merdeka? Kenapa sudah berpuluh tahun menjunjung kemerdekaan Indonesia masih saja berkelimpungan dalam pekatnya ilusi dunia? Tak mampu bangunkan diri dari mimpi panjangnya. Dari segi inilah dapat dilihat bahwa Indonesia itu entah memang kurang pengalaman ataupun ia benar benar terlalu khidmat pada keasorannya. Tapi ini juga yang bikin Indonesia jadi beginikan juga para penghuninya. Terutama para penghuni yang ditunjuk sebagai komando pengarahan dan pembentukan untuk kemajuan dan penjaga keamanan serta keadilan moralitas bangsa besar ini.

Jika kembali diibaaratkan seorang santri, Indonesia itu seperti santri yang salah memilih pengasuh dan salah pilih khosnya sendiri. Ada kalanya pengasuhnya justru malah menAda kalanya pengasuhnya justru malah menyosopkan Indonesia sendiri dengan di arahkan pada khos yang mendukung aksi bugil setan. Bagaimana Indonesia mau bias mempertahankan kondisi kalau jadinya seperti ini. Jalan satu satunya ya Indonesia harus boyong lalu pindah ke khos yang Islamic dan memilih pengasuh yang Teologis Humanis dan Ekologis. Denagn ini Indonesia akan lebih cepat berkembang dan makin beradab mahmudah.

Indonesia harus cepat cepat diarahkan kearah kecerdasan fikir dan kesopanan dalam berbudi oleh para pejabatnya sendiri. Agar lebih mahir menjaga diri dari pertikaian penguasaan dunia. Namun, bagaimana jadinya jika pejabat Indonesia saja seperti pengasuh dan khos yang salah diatas? Jawabannya ya seperti sekarang ini. Lihat saja keadaan Indonesia sekarang. Penuh noda noda hitam dan penuh akan kesalahan dalam pengambilan hokum dalam tindak keadilan.

Mungkin, sepertinya para pejabat itu baiknya disuruh mondok (menempuh pendidikan di pondok pesantren red.) dulu agar menjadi lebih mengerti mengenai apa apa saja yang tidak boleh (haram) dan mengetahui apa apa saja yang boleh (halal).

Moga moga manpa’at….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline