Lihat ke Halaman Asli

Bagaimana Allah Merantai Syaitan?

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mudah saja bergurau, ‘Ah, syaitan dirantai! Jadi aku pasti tidak bikin dosa selama ramadhan!’ Benarkah demikian?

Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Apabila bulan Ramadhan tiba, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu ditutup dan syaitan-syaitan dibelenggu.” (Al-Bukhari dan Muslim) Para ulama berbeda (pendapat) mengenai makna dibelenggunya syaitan-syaitanpada bulan Ramadhan, menjadi beberapa pendapat:

Al-Hafidz Ibnu Hajar berpendapat seraya menukil dari Al-Hulaimy: “Kemungkinan maksudnya adalah para syaitan tidak bersungguh-sungguh menggoda kaum muslimin, sebagaimana yang mereka lakukan di bulan lainnya, karena kesibukan (manusia beribadah). (Atau) yang dimaksud para syaitan (yang dibelenggu) adalah sebagian mereka, yaitu dari jenis pembangkang diantara mereka, (atau yang dimaksud) dibelenggu adalah dibelenggu dengan puasa yang berfungsi menekan dorongan syahwat, atau dengan bacaan Al-Quran dan dzikir.”

Yang lainnya (selain Al-Hulaimy) berkata,maksud dibelenggu adalah diikat dengan rantai. Al-Yadh berkata: “Ada kemungkinan maknanya sesuai zahir dan hakekatnya. Yaitu sebagai tanda bagi para malaikat akan masuknya bulan Ramadhan, agar mereka mengagungkan kesuciannya dan melarang pada syaitan mengganggu kaum beriman . Kemungkinan juga (maknanya) sebagai symbol banyaknya pahala dan pengampunan. Dan berkurangnya gangguan syaitan, sehingga seakan-akan mereka dibelenggu. “Fathul Bari, 4/114)

Ibnu Utsaimin mengatakan: “Dalam sebagai riwayat hadits (disebutkan) ‘Syaitan-syaitan pembangkang dibelenggu (di bulan Ramadhan)’ atau ‘diikat’ (yaitu dalam riwayat An-Nasa’i). Hadits seperti ini termasuk perkara ghaib, dan sikap orang Muslim adalah menerima dan membenarkannya serta tidak memperbincangkan (apa kenyataaan sesungguhnya) dibalik itu. Karena sikap tersebut lebih menyelamatkan agama seseorang dan lebih bagus akibatnya.”

Oleh karena itu ketika Abdullah bin Imam Ahmad berkata kepada bapaknya, “Sungguh orang kerasukan (jin) pada bulan Ramadhan (maksudnya mengapa sampai terjadi padahal katanya syaitan dibelenggu), “maka Imam Ahmad berkata: “Begitulah hadits ini dan jangan membicarakan (lebih dalam masalah) ini.”

Tampaknya yang dimaksud ‘dibelenggu’adalah dibelenggunya syaitan dari upayanya menyesatkan manusia, dengan dalil banyaknya kebaikan dan orang yang bertaubat kepada Allah Ta’ala di bulan Ramadhan.(Majmu Fatawa, hal.20)Kesimpulannya, (makna) syaitan dibelenggu adalah bersifat hakiki (nyata). Dan hal itu tidak harus berarti bahwa kejelekan dan kemaksiatan tidak terjadi diantara manusia. Wallahu ‘alam. (Islam Q&A) Ada wanita yang menyambut ramadhan dengan gembira bukan karena inginkan ampunan dan pahala Allah, tapi karena ‘sekalian melangsingkan badan’. Ada yang senang didatangi Ramadhan karena bisnis makanan dan pakaiannya jadi ‘booming’ . Ada yang senang Ramadhan karena bertambah kesempatan menarik perhatian bos dan kawan lewat jamuan iftar yang mewah dirumahnya. Adakah yang senang menyambut ramadhan karena ingin berpuasa dan beribadah karena Allah? Diri seorang manusia mencapai puncak kebaikan ketika yang dilakukan, dirasakan, dipikirkan semata karena Allah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline