Di tengah situasi ekonomi Indonesia yang tidak menentu begini, boro - boro mau memikirkan investasi, memenuhi kebutuhan sehari - hari saja susah. Harga semua kebutuhan pokok semakin bertambah tinggi. Berita finansial harian menyajikan berita buruk hampir setiap hari.. mulai dollar naik, nilai investasi berkurang, harga ayam naik, efisiensi perusahaan, dan lain sebagainya.
Lalu bagaimana cara menyiasati sulitnya ekonomi ini?
Sebagai seorang ibu rumah tangga yang tidak bekerja dan harus mengurus anak - anak dalam usia sekolah, tentu saja saya tidak dapat menyarankan untuk mencari pekerjaan tambahan, disamping buat saya, saya tidak punya waktu juga mencari pekerjaan tidaklah segampang membalik telapak tangan. Yang saya bisa lakukan untuk membantu suami hanyalah dengan mengencangkan ikat pinggang dan memaksimalkan pengembalian investasi dari tabungan yang kami miliki.
Beberapa hal yang bisa saya lakukan untuk menyiasati harga - harga yang terus melambung :
1. Mengurangi makan di luar saat weekend. Wisata Kuliner adalah salah satu kegiatan kami menghabiskan weekend bersama keluarga. Mungkin untuk makanan, harga tidak jauh berbeda dengan masak sendiri di rumah. Tetapi, tentu saja kami tidak berhenti hanya makan saja kan, kita juga harus minum, biasanya harga minuman tidak jauh berbeda dengan harga makanan itu sendiri, bahkan untuk minuman - minuman tertentu, bisa melebihi harga makanannya. Disamping itu ada pajak restaurant (Pb1) yang harus kita bayar. Jumlahnya 10% dari total bill. Bila tidak terpisah, maka pajak ini sudah termasuk di harga makanan yang kita bayar. Intinya kita tidak bisa berkelit dari item yang satu ini. Di beberapa restaurant bahkan ada tambahan service charge yang berkisar antara 5% - 7%. Bayangkan saja bila jumlah harga yang harus kita bayar Rp. 300,000 (yang kayaknya pasti lebih untuk keluarga dengan 4 anggota keluarga). Pajak dan Servive yang harus kita bayar kurang lebih Rp. 45,000. Kalikan dengan jumlah berapa kali kita makan di restaurant.
2. Sebagai gantinya, saya biasa mengajak anak - anak dan suami berjalan - jalan ke pasar modern, bersepeda atau pun ke sekolah mereka untuk sekedar berolahraga, memanfaatkan fasilitas lapangan bola dan basket yang tersedia.
3. Saya menanam pandan dan cabe di pekarangan rumah. Saat ini sedang berusaha menanam tomat, kunyit, jahe dan laos. Tanaman - tanaman ini cukup gampang tumbuhnya dan bisa membantu mengurangi uang belanja paling tidak Rp. 1000 - Rp. 2000.
4. Selalu menggunakan internet untuk berkomunikasi seperti Email, WA, BBM dan FB. Saat ini paket internet bulanan cukup terjangkau. Dengan Rp. 87,500 perbulan, sudah bisa mengcover kebutuhan saya berkomunikasi dengan teman, kerabat dan keperluan bisnis di seluruh penjuru dunia. :D
5. Memanfaatkan belanja online, pembayaran bill online dan gojek. Coba bayangkan kemacetan yang ujung - ujungnya bikin boros di waktu dan bensin, parkir yang mahal plus tenaga yang dikeluarkan. Belanja online dan Gojek cocok sekali di situasi yang kemacetan yang makin bertambah parah saat ini.
6. Buatlah akun pembayaran bill online yang memotong tabungan anda seecara otomatis. Hal ini penting sekali agar hidup anda tidak dikejar-kejar keterlambatan pembayaran dan denda. Hemat waktu, energi dan uang.
7. Bertukar seragam sekolah. Untuk yang satu ini, kebetulan sekolah anak - anak kami walaupun diharuskan berseragam, kami tidak diharuskan membayar uang seragam di awal tahun. Seragam sekolah dan seragam olahraga dapat dibeli di toko sekolah. Biasanya saya menghubungi beberapa ibu lain yang mempunyai seragam yang mungkin sudah kekecilan untuk anaknya. Dan saya pun akan memberikan sergam sekolah anak - anak kami buat mereka yang masih bisa memakainya.