Dari Korban Binatang ke Salib: Makna Pengorbanan dalam Alkitab
TUHAN memanggil Musa dan berfirman kepadanya dari dalam Kemah Pertemuan: Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila seseorang di antaramu hendak mempersembahkan persembahan kepada TUHAN, haruslah persembahanmu yang kamu persembahkan itu dari ternak, yakni dari lembu sapi atau dari kambing domba.
Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.
Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati.
Alkitab menjelaskan bahwa Allah Tritunggal memilih (predestination of God= ketetapan Allah) persembahan Habel yang adalah binatang ketimbang persembahan Kain yang setengah dari hasil ladangnya tersebut.
Hal ini sejalan dengan semua benang merah yang ada dan tertulis di Alkitab bahwa persembahan binatang yang tak bercacat cela yang sesuai ketetapan Allah-lah persembahan untuk pengampunan dosa manusia serta hal inilah (maksudnya semua binatang korban dalam PL) menjadi gambaran korban sejati (sempurna) yang di dalam dan melalui Yesus yang tersalib mati di bukit Golgota itu.
Kebenaran ini tidak dapat dibantah dan ditolak! Semua korban binatang (dalam PL) adalah tipologi Kristus yang menjadi korban bakaran, keselamatan dalam pengampunan dosa-dosa manusia yang percaya pada cara-Nya Sendiri.
John Calvin berkata, karena Musa mengajarkan hewan apa yang akan dipersembahkan kepada Allah, sehingga kurban-kurban itu dapat diterima, dan juga oleh siapa dan dengan upacara apa kurban-kurban itu harus dipersembahkan.
Ia menyebutkan tiga jenis, yaitu kawanan ternak, kawanan domba, dan unggas; dan di sini pertanyaannya adalah mengenai pengorbanan biasa, yang digunakan oleh orang-orang pribadi baik untuk menebus dosa-dosa mereka atau untuk bersaksi tentang kesalehan mereka.
Oleh karena itu, Ia memerintahkan agar ternak maupun domba dan anak kambing harus jantan, dan juga sempurna dan bebas dari segala cacat.