Lihat ke Halaman Asli

Madu Dua

Diperbarui: 18 Juni 2024   16:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi madu dua. (Sumber gambar: mediasantrinu.com)

Madu Dua

Daku terjerat di kubangan madunya

Rayuan madunya membuatku terbuai, diri terkelabui

'Ku meraung 'tak tahu diriku t'lah menahun

Lari pun, kaki t'lah terjerat oleh keempat rantai abadi

Pesan-pesan angin bagai nestapa 'ku terpapa

Berharap malam cepat berlalu, menutup mata tenangkan jiwa dari bisingnya kabar angin yang mendinginkan raga

'Ku terbangun ternyata cerahnya sinar mentari menelanjangi aibku, 'ku kembali papa

'Ku pikir akulah wadah benih cinta sejatinya dan selamanya

Ternyata dia juga t'lah banyak menanam benih di sana sini, dengan wadah-wadah jelita nan polos yang terkelabui

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline