Lihat ke Halaman Asli

Haposan Christian

Merupakan Siswa SMA

Mario, Eliezer, dan Pengaruhnya bagi Masa Depan Bangsa

Diperbarui: 18 Maret 2023   00:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Zaman sekarang ini setiap anak pastinya tidak lepas dari yang namanya gadget, umumnya gadget digunakan oleh anak untuk bermain game. Biasanya anak laki-laki lebih menyukai untuk memainkan game yang bertema action, seperti kalau dulu ada point blank, counter strike, mortal kombat, atau sekarang ada free fire, mobile legends, pubg, dan lain-lain. Game-game tersebut mempunyai sebuah kesamaan yaitu mengandung unsur kekerasan, kekerasan yang ada berwujud tembak-tembakan, pertarungan, dan sebagainya. 

Selain sebagai bahan hiburan namun unsur kekerasan yang ada dalam game dapat menyebabkan dampak negatif pada anak, yaitu anak menjadi terpengaruh dan mempraktekkan hal-hal tersebut dalam dunia nyata. Misalnya pada saat bermain dengan teman-temannya, mereka akan berperan seperti karakter game yang mereka mainkan, dan mempraktekkan gerakan-gerakan yang terdapat pada game. Pada awalnya mungkin akan terlihat seperti candaan saja, namun seiring mereka bertumbuh efek dari kekerasan dalam game ini dapat melekat pada anak tersebut. 

Misalnya mereka jadi lebih mudah untuk bertindak kasar pada orang lain ketika adanya dorongan-dorongan tertentu seperti ketidakstabilan emosi, ataupun karena tekanan yang ada.

Beberapa contoh kasusnya ada pada kasus Mario, dimana dapat dilihat bahwa ketika Mario mengalami ketidakstabilan emosi ia tidak akan segan untuk menyakiti orang lain, bahkan sampai membuat orang lain berada dalam keadaaan kritis. Hal seperti ini didasarkan pada pengalaman yang sering ia lihat dalam bermain game, dimana kekerasan tersebut dapat terjadi karena pengalaman bermain game yang sering dilihat saat masih kecil, kemudian tanpa disadari pengalaman tersebut melekat pada sifat dan pola pikir, sehingga ketika dihadapkan dalam kondisi yang tidak stabil ( tidak mungkin berpikir rasional ) maka sifat yang terbawa itu keluar.

Contoh lain ada pada Eliezer, ia merenggut nyawa seseorang dengan sebuah dorongan berupa ancaman. Walaupun berada pada posisi diancam namun Eliezer lebih memilih untuk merenggut nyawa seseorang, hal ini dapat terjadi karena ada minimnya rasa hati nurani terhadap seseorang. Lalu Ketika dalam kondisi mental yang tidak stabil Eliezer bertindak sesuai dengan apa yang otaknya berikan, sedangkan otaknya sudah terpengaruhi oleh unsur-unsur kekerasan yang terdapat pada game yang dimainkan dari kecil. Sehingga dengan mudahnya Eliezer merenggut nyawa seseorang.

Dampak dari game-game kekerasan ini tidak hanya terjadi pada beberapa kasus saja, namun sudah banyak terjadi di masyarakat. Bahkan saat ini  anak-anak yang masih dibawah umur sudah melakukan tindak kekerasan, dikarenakan tertarik dengan game yang dimainkan lalu mempraktekkannya. Jika terus dibiarkan tentu saja hal ini akan berdampak pada masa depan Indonesia yang akan dipegang oleh anak-anak zaman sekarang, kekerasan akan terus merajalela dan hati nurani menjadi hilang pada masyarakat. 

Untuk itu dalam menangani hal-hal tersebut diperlukannya penanganan dari pemerintah serta orang tua. Pemerintah dapat memberlakukan tindakan preventif yang diberlakukan di sekolah, dengan mendidik anak untuk mengurangi kecenderungan melakukan tindak kekerasan, serta meningkatkan hati nurani dan mengedepankan untuk bertindak rasional pada setiap kondisi. Lalu selain dari pemerintah, orang tua juga perlu ikut serta. Sebagai agen sosialisasi primer yang setiap saat mendampingi anak dari kecil hingga dapat hidup mandiri. Orang tua perlu membimbing anaknya sehingga lebih menghargai sesama.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline