Lihat ke Halaman Asli

Kolom Komentar di Line Today

Diperbarui: 1 Agustus 2016   13:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

mungkin seluruh pembaca dan penulis di Kompasiana sudah tidak asing dengan aplikasi chat Line. saya pribadi selalu menggunakan Line untuk berkomunikasi dengan teman-teman saya dan saya terhibur dengan fiture sticker yang ditawarkan. tentu dengan berbagai keunggulan lain yang dimiliki Line. mungkin dari awal tahun 2016, Line membuat fitur baru didalam aplikasinya yaitu Line Today. berisi cerita yang diambil dari media sosial dan saya akui teman-teman saya yang jarang baca berita online jadi lebih sering baca berita semenjak ada Line Today ini. namun, setelah diadakannya fiture Kolom Komentar entah kenapa saya berpikir untuk ditiadakan saja ini Line Today.

yah bisa dibilang, media sosial menjadikan komentar sebagai mata uang sosial sehingga banyak orang merasa perlu memberikan pengetahuan yang bisa ditunjukkan kepada orang lain. salah satu cara menunjukkan komentar kita terhadap apapun. tapi di kolom komentar line today ini berbeda. banyak sekali komentar berisi iklan yang berunsur porno. apakah mereka (Ynag Komentar Iklan Porno) tahu kalau pengguna Line juga masih ada yang dibawah umur? atau apakah pihak Line tidak pernah mempertimbangkan kemungkinan yang terjadi karena ada kolom komentar? apakah tidak ada cara untuk memperketat hasil komentar? atau adakah admin yang mengurus kolom komentar? karena saya selalu klik tombol laporkan pada satu berita saja bisa berkali-kali dan itu butuh waktu lama.

belum lagi kalau beritanya mengundang unsur SARA seperti baru-baru ini tentang berita Fitnah yang memecah-belahkan Indonesia. faktor utama karena adzan masjid, lalu dibesar-besarkan sehingga terjadi perang komentar antara pengguna Line. ini ironis ya saya secara pribadi melihat ini sebagai kecacatan Line yang tidak bisa mengantisipasi hal ini. sudah tahu orang Indonesia ini rasis, rentan terhadap unsur etnis, suku, bangsa dan agama kenapa harus dipicu karena masalah komentar-komentar yang isinya menghujat dan mencela masing-masing agama.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline