Lihat ke Halaman Asli

Menghirup Udara Segar dan Hidup Lebih Sehat Adalah Hak Manusia

Diperbarui: 19 Agustus 2015   16:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia sudah sering disebut sebagai Negara dengan polusi terbanyak didunia. Ironisnya, dengan segala kegiatan yang dilakukan untuk menutupi angka polusi yang banyak belum bisa menurunkan tingkat polusi hingga normal. Polusi batubara menjadi panglima polusi udara terhadap perubahan iklim, data menunjukkan bahwa 44% jumlah CO2 disumbang dari batubara. Indonesia hanya memiliki 3% cadangan batubara namun bisa menjadi Negara pengekspor batubara terbesar didunia mengalahkan Australia (data IEA). Batubara yang selalu kita ekspor ini dijadikan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Uap, dengan banyaknya ekspor yang dilakukan ternyata belum bisa meratakan kebutuhan listrik di Indonesia sendiri.

Sudah umum bahwasanya polusi dari Batubara ini bisa menyebabkan banyak kerugian bagi kesehatan kita, meskipun pertumbuhan pesat ternyata industry batubara hanya menyumbang 4% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Data ini mematahkan argument pemerintah sendiri (www.tradingeconomics.com | Bank Indonesia; Greenpeace Indonesia. 2014. How Coal Hurts Indonesia Economy).

Saat ini, sekitar 40% dari listrik yang dihasilkan di seluruh dunia masih berasal dari pembangkit listrik tenaga Batubara. Namun, ada kabar baik. Di berbagai negara, Batubara mulai kehilangan popularitasnya.

Warisan kotor abad ini telah gagal dalam menghadapi efisiensi energi yang bertumbuh, bukti-bukti dampak pencermaran, semakin terjangkaunya energi terbarukan serta munculnya perlawanan masyarakat di banyak negara. Sebagai contoh, sebanyak 200 PLTU batu bara di Amerika Serikat telah dijadwalkan untuk ditutup. Pada periode yang sama ketika sebanyak 82.5 gigawatt energi dari sumber batu bara dibatalkan. Amerika Serikat menambahkan 46 gigawatt energi terbarukan dari angin, matahari, dan teknologi panas bumi.

Pasar keuangan mengkonfirmasi penurunan popularitas Batubara. Pada bursa saham Dow Jones, total indeks pasar Batubara menunjukkan penurunan 76% dalam lima tahun terakhir. Tambang-tambang besar dengan biaya operasi tinggi ikut terpukul.

Ada harapan, dunia menunjukan kemajuan ke arah yang positif. Indonesia harus merangkul tren energi bersih untuk masa depan yang lebih baik, dan menjadikan Indonesia sebagai pemimpin revolusi energi bersih dan terbarukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline