Lihat ke Halaman Asli

Hany Alia Rosyida

NIM 21107030102

Jan Koum, Pemuda Miskin Penemu WhatsApp dengan Kisah Inspiratifnya

Diperbarui: 12 Mei 2022   23:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jan Koum, pendiri whatsApp/sumber : nusahati.com

Kita semua tau tentang aplikasi chating whatsapp, semua orang yang memiliki smartphone saat ini, kemungkinan besar memiliki aplikasi tersebut. Karena selain gratis dan mudah digunakan, aplikasi whatsapp memiliki fungsi yang banyak sekali.

Bisa untuk chating, update status, kirim gambar dan dokumen, juga melakukan panggilan suara dan video. Lalu sebenarnya siapa sih pendiri Whatsapp? Apakah dia memiliki gelar Pendidikan yang tinggi? Dan datang dari keluarga yang kaya raya? Ternyata tidak...

Malahan pendiri whatsapp itu berstatus tidak tamat kuliah, dia dulunya juga adalah pemuda miskin yang bahkan pernah menjadi gelandangan gara-gara tidak memiliki uang sama sekali.

Namanya adalah Jan Koum, ia lahir pada tanggal 24 Februari 1976 di negara Ukraina, Eropa Timur. Ayahnya bekerja sebagai manager kontruksi yang biasanya membuat sekolah dan rumah sakit di Ukraina, tetapi upahnya tidak besar, bahkan tidak cukup untuk membiayai keluarga. Sedangkan ibunya tidak bekerja, hanya seorang ibu rumah tangga saja.

Jan Koum tinggal di daerah yang tidak memiliki banyak fasilitas. Listrik tidak ada, bahkan untuk mandi saja ia harus mengantri dalam keadaan yang sangat dingin, karena kota tempat tinggalnya memiliki suhu dibawah 20 derajat celcius.

Suatu hari terjadi gejolak politik di Ukraina dan meningkatnya gerakan anti yahudi, keluarga Jan Koum tidak bisa hidup tenang karena Jan Koum dan keluarganya adalah keturunan yahudi, sehingga mereka seperti dikejar-kejar dan mendapatkan perlakuan yang diskriminatif.

Pada tahun 1990 karena tak lagi nyaman tinggal di negaranya, keluarga Jan Koum memutuskan untuk pindah ke Amerika Serikat, karena selain alasan keamanan, keluarga Jan Koum pun berharap mendapat kehidupan yang lebih baik disana.

Jan Koum tinggal bersama ibu dan neneknya di sebuah apartemen yang kecil dan pengap, sementara ayahnya masih tinggal di Ukraina, dan akan menyusul ke Amerika sesegera mungkin. Tapi malang, pada tahun 1997 saat masih di Ukraina ayahnya meninggal dunia.

Jan Koum begitu sedih karena tidak bisa menghadiri pemakaman ayahnya, tetapi Jan Koum tidak boleh terus bersedih, ia harus berjuang untuk hidupnya. Tidak ada orang yang akan mengetuk pintu rumahnya lalu datang menyelamatkan hidupnya, ia harus berusaha sendiri. Hidup di Amerika sangatlah keras, Jan Koum harus gigih agar bisa terus bertahan hidup.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline