Lihat ke Halaman Asli

Hany Ahyun Usadani 21104080006

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

"Mlampah Sesarengan" Jadi Agenda Tahunan

Diperbarui: 13 April 2024   04:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : Dokumen Pribadi

Mlampah Sesarengan merupakan agenda tahunan takbir keliling malam idul fitri dengan berjalan kaki yang dilaksanakan oleh beberapa dusun di Kalurahan Sumberagung, Moyudan, Sleman. Mlampah Sesarengan berasal dari 2 kata Bahasa Jawa yaitu "Mlampah" dan "Sesarengan".  

Mlampah memiliki arti berjalan sedangkan sesarengan memiliki arti bersama-sama. Mlampah Sesarengan ini awal mulanya hanya diikuti oleh 2 jamaah masjid saja, akan tetapi lama-kelamaan semakin berkembang dan dahulu yang namanya hanya "Takbir Keliling" sekarang berganti nama menjadi "Mlampah Sesarengan". Nama "Mlampah Sesarangan" kurang lebih terbentuk semenjak tahun 2022 yang diinisiasi oleh beberapa remaja masjid di Kalurahan Sumberagung.

Mlampah Sesarengan menjadi icon tahunan takbir keliling yang diikuti oleh beberapa jamaah masjid di Kelurahan Sumberagung, Moyudan, Sleman. Tujuan dari diadakannya silaturahmi takbir keliling "Mlampah Sesarengan" ini untuk menyambung silaturahmi dan persaudaraan antar jamaah yang mengikuti agenda rutinan tersebut. 

Selain itu, "Mlampah Sesarengan" juga dijadikan sebagai penyemangat anak-anak untuk terus menggemakan takbir di malam idul fitri dengan kreatifitas dari masing-masing jamaah masjid. Mlampah Sesarengan ini sedikit berbeda dengan event-event takbir keliling di tempat yang lain karena dalam "Mlampah Sesarengan" ini tidak diadakan adanya lomba dan kejuaraan antar jamaah sehingga dalam pembuatan maskot dan atribut dalam takbir keliling dapat disesuaikan dengan kemampuan setiap jamaah masing-masing tanpa ada tuntutan tema.

Mlampah Sesarengan pada malam Idul Fitri 1445 H yang jatuh pada hari Selasa, 9 April 2024 diikuti oleh 10 jaamah masjid yang ada di Kalurahan Sumberagung. Sepuluh jamaah tersebut adalah Jamaah Masjid At-Taqwa Jowahan yang gabungan sama Mushola Al-Ikhlas Jowahan, Jamaah Masjid Al-Huda Kaliduren 3, Jamaah Masjid Baiturrahman Kaliduren 1, Jamaah Masjid Taqwa Pendulan, Jamaah Masjid Al-Amin Saren, Jamaah Masjid Ar-Rohmah Karang, Jamaah Masjid Al-Muttaqin Mergan, Jamaah Masjid Ar-Rahim Papringan, dan Jamaah Masjid An-Nuur Betakan. 

Jamaah Masjid An-Nuur Betakan merupakan peserta yang baru bergabung pada tahun ini karena pada tahun sebelumnya mengadakan takbiran sendiri. Rute "Mlampah Sesarengan" tahun 1445 H dimulai dari masjid At-Taqwa Jowahan kemudian untuk finishnya di Masjid Al-Amin Saren. Rute yang ditempuh pada silaturahmi takbir keliling "Mlampah Sesarengan" kurang lebih sejauh 3 kilometer.

Sebelum mulai berjalan sambil bertakbir, acara dibuka dahulu oleh master of ceremony yaitu saudara Gheand dan Rieke. Kemudian diisi dengan beberapa sambutan yaitu dari Takmir Masjid At-Taqwa Jowahan oleh Bapak Drs.H.Sumarjo, dilanjutkan sambutan dari Kepala Dusun Jowahan yaitu oleh Ibu Andriani, dan dilanjutkan sambutan terakhir dari Kepala Desa Sumberagung oleh Bpk H.Duljiman. 

Dalam sambutan Kepala Desa Sumberagung mengatakan bahwa "Acara takbir keliling ini sangat baik dijalankan secara rutin dengan tetap menjaga keamanan dan keselamatan anak-anak yang mengikuti takbir keliling."  Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan pelepasan peserta yang dipandu oleh koordinator lapangan "Mlampah Sesarengan" yaitu Saudara Riyang Gati. Peserta paling depan dan menjadi pemimpin jamaah lain yaitu Jamaah Masjid At-taqwa Jowahan karena selaku tuan rumah kemudian dilanjutkan jamaah masjid lain.

Seluruh jamaah yang menjadi peserta "Mlampah Sesarengan" menempuh perjalanan takbir keliling dengan berjalan kaki dan menggunakan berbagai maskot, kostum, dan atribut yang bervariatif. Maskot dan atribut dari peserta yang mengikuti silaturahmi takbir keliling "Mlampah Sesarengan" ini sangat bermacam-macam dan kreatif. Jamaah Masjid At-Taqwa Jowahan yang gabungan dengan Mushola Al-Ikhlas Jowahan menggunakan maskot menyerupai malaikat dengan peserta perempuan bagai peri dan peserta laki-laki bagai pasukan setan. 

Jamaah Masjid An-Nuur Betakan menggunakan maskot kereta Thomas denga peserta perempuan dan laki-laki memakai seragam hitam putih. Jamaah Masjid Ar-Rohmah Karang menggunakan maskot Tugu Jogya dengan peserta perempuan dan laki-laki menggunakan pakaian lurik serta atribut gunungan. Begitu pula dengan jamaah-jamaah masjid yang lainnya yang memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline