Lihat ke Halaman Asli

Hanvitra

Penulis Lepas

Al-Qur'an, Inspirasi Sebuah Peradaban

Diperbarui: 18 Desember 2018   07:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Al-Qur'an telah mengawali terbentuknya sebuah peradaban yang agung di masa lalu, di masa kini, dan kelak Insya Allah di masa depan. Al-Qur'an bukan kitab biasa. Ia bicara mengenai sesuatu yang akan terjadi kelak di masa depan. Ia bicara soal keluhuran dan kebaikan. Di sisi lain, Ia juga bicara soal kehancuran dan kebinasaan. Al-Quran juga bicara soal kehidupan dan kematian. Kehidupan dan kematian adalah ujian bagi manusia.

Al-Qur'an telah menginspirasi terbentuknya sebuah peradaban yang didasari oleh membaca dan menulis. Sebuah peradaban yang sangat tinggi. Ayat-ayat pertama Al-Qur'an adalah perintah untuk membaca. Membaca sangat penting bagi sebuah peradaban. Hampir semua peradaban besar dimulai dari semangat membaca dan menulis. Peradaban Yunani Kuno misalnya, diawali dengan kisah-kisah mitologis para dewa. Kisah mengenai Homerus dan Odysey mengawali peradaban Yunani. Hal ini kemudian dilanjutkan dengan ujaran-ujaran Socrates, Plato, dan Aristoteles yang kemudian dibukukan. Ajaran-ajaran mereka menginspirasi nilai-nilai demokrasi yang berlanjut hingga masa kini. Aristoteles menulis buku "Republik" yang menjadi pedoman para akademisi dan aktivis demokrasi

Al-Qur'an tidak akan berdiri tanpa ilmu. Al-Qur'an tidak akan bisa dicerna tanpa ilmu pengetahuan. Imam Ali bin Abi Thalib dalam sebuah ucapannya Al-Qur'an tidak akan berguna tanpa ilmu. Islam adalah agama yang menjadikan dirinya sebagai ilmu. Sehingga kita mengenal adanya ilmu-ilmu agama. Untuk memahami Al-Qur'an kita tidak hanya perlu memahami ilmu-ilmu agama tapi ilmu-ilmu alam (sains) dan ilmu-ilmu sosial. Al-Qur'an menganggap diri (anfus), 'afaq' (dunia), alam dan sejarah sebagai sumber ilmu. Ayat dalam pemahaman al-Qur'an bukan sekedar "tanda", tetapi juga sumber pelajaran. Ayat-ayat yang harus dibaca menurut Al-Qur'an adalah ayat qauliyah (teks Al-Qur'an itu sendiri) dan ayat-ayat kauniyah, yakni alam semesta.

Alam semesta ini tidak diciptakan dengan sia-sia oleh Allah swt. Semua ada tujuannya. Alam semesta dalam pandangan Islam tidak bersifat maya, melainkan nyata. Alam raya ini diciptakan dengan haq (memiliki hakikat, kenyataan). Alam merupakan salah-satu sumber ilmu bagi manusia.  Manusia harus belajar dari alam sebagai ciptaan Tuhan. Diri manusia pun adalah ciptaan Tuhan yang Maha Kasih. Allah menampakkan tanda-tanda kekuasaan-Nya pada diri manusia maupun di alam semesta.

Al-Qur'an bicara soal moral dan kebejatan umat-umat terdahulu. Al-Qur'an sangat menekankan soal kebersihan moral seseorang dan ampunan Tuhan bagi mereka yang ingin membersihkan diri. Kejayaan di antara umat-umat manusia dipergilirkan satu sama lain. Ada kalanya umat itu di atas kadang di bawah. Kadang ada beberapa umat yang dihancurkan sama sekali seperti kaum  'Ad dan Tsamud. Kepada setiap umat akan dikirimkan Rasul-rasul untuk mendakwahkan Tauhid dan kebenaran moral. Ada kaum yang berbuat kekotoran seperti kaum Sa'dum (Sodom) yakni kaum Nabi Luth. Mereka dihancurkan Tuhan karena perbuatan sodomi sesama jenis yang mereka lakukan. Mereka menolak imbauan Nabi Luth untuk menikah dengan lawan jenis. Semua itu dikisahkan oleh Al-Qur'an.

Di sisi lain, Al-Qur'an banyak menggugah nalar manusia. Al-Qur'an memerintahkan manusia menggunakan akalnya. Untuk membuktikan kebenaran diriya, Al-Qur'an mempersilahkan manusia menggunakan berbagai metode, baik argumentasi, metode ilmiah, linguistik, sejarah dan lain sebagainya. Al-Qur'an menantang umat manusia terutama kaum cendekiawan yang memiliki keraguan terhadap Al-Qur'an untuk membuktikan kebenaran atau kepalsuan Al-Qur'an. Al-Qur'an mempersilahkan jin dan manusia berkumpul untuk membuktikan kebenarannya. Al-Qur'an menggunakan metode diskusi, berdebat, dan imajinatif kepada umat manusia. Membaca Al-Qur'an akan membawa imajinasi kita bepergian ke tempat-tempat yang jauh seperti surga, neraka, hari Akhir, alam akhirat dan lain sebagainya. Sampai sekarang belum ada satu bukupun yang berhasil menandingi Al-Qur'an.

Masyarakat Arab Muslim pada masa awal perkembangan Islam berhasil membawa Al-Qur'an dari padang pasir jazirah Arabia menjadi kitab suci yang menginspirasi dunia. Peradaban-peradaban Islam yang tumbuh berkembang berhasil mengejawantahkan semangat Al-Qur'an seperti keadilan, persamaan, kemerdekaan, musyawarah, dan kemaslahatan. Al-Qur'an jelas merupakan firman Tuhan yang memuat kebajikan moral yang luar biasa. Orientalis yang mengkaji Al-Qur'an pun sangat kagum kepada kitab ini.

Sayangnya umat Islam saat ini hanya terjebak dalam melafalkan Al-Qur'an, bukan membaca Al-Qur'an. Untuk membaca Al-Qur'an kita harus mengetahui konteks sejarah dan pesan yang tersurat dan tersirat. Umat Islam belum memahami Al-Qur'an secara menyeluruh. Masih sepotong-sepotong. Hal ini tidak lepas dari pengajaran Al-Qur'an di negeri ini yang cenderung memahami Al-Qur'an secara harfiah atau ayat-ayat hukum saja. Sedangkan ayat-ayat Al-Qur'an mempunyai makna yang mendalam. Memahami Al-Qur'an membutuhkan waktu. Tidak bisa hanya sepintas lalu saja.

Umat Islam saat ini cenderung menafikan Al-Qur'an. Menjadikannya sebagai hadiah di saat pernikahan saja. Sedangkan isinya yang menakjubkan diabaikan. Al-Qur'an bukan sekedar kitab suci. Ia adalah kitab petunjuk, penjelas, dan pembeda antara benar dan salah.

Banyak ayat Al-Qur'an yang bernada puitis. Al-Qur'an adalah mahakarya sastra Arab yang luar biasa. Tuhan adalah penciptanya. Di dalamnya terkandung maksud-maksud Tuhan dalam menciptakan dunia dan akhirat. Wallahu a'lam bisshowab.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline