Lihat ke Halaman Asli

Hanvitra

Penulis Lepas

Pesan-pesan Kemanusiaan di Hari Idul Kurban

Diperbarui: 23 Agustus 2018   11:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tribun Timur - Tribunnews.com

Seperti tahun-tahun yang lewat, Idul Adha tahun ini dilaksanakan sebagai biasa. Sholat Ied, menyembelih sapi atau kambing, dan membagikan kepada fakir miskin. Sebagian daging dimasak sendiri atau diberikan kepada sanak kerabat. Di negeri ini, setiap Idul Adha masyarakat ramai-ramai membuat sate di malam hari. Kekeluargaan merupakan salah-satu ciri bangsa Indonesia.

Namun sebenarnya ada yang tidak biasa Idul Adha tahun ini. Pemilihan kepala daerah, gempa di Pulau Lombok dan penyelenggaraan Asian Games terjadi berdekatan waktunya. Ini memilukan kita. Di saat sebagian bangsa Indonesia tengah berduka, di Jakarta, kita berpesta pora menyambutnya Pesta Olahraga Asia digelar.

Apa maksud Tuhan dengan ini semua? Mengapa sebagian orang tengah berbahagia sedangkan sebagian lagi menderita? Tapi hanya Tuhan yang tahu maksudnya. Kita di dunia hanya berspekulasi saja.

Sebagai sebuah negara tropis, Indonesia terletak di ring of fire atau cincin api. Sebuah lingkaran gunung berapi yang masih aktif. Wilayah Indonesia rentan dengan berbagai bencana, baik yang disebabkan alam maupun oleh manusia. 

Untuk bencana yang  diakibatkan alam, BMKG, BNPB, dan aparat lainnya telah sigap membantu. Sedangkan bencana karena ulah manusia lebih kompleks lagi karena menyangkut permainan kekuasaan, relasi kuasa dan korupsi. Bencana yang diakibatkan ulah-ulah tangan manusia dapat dilihat di seluruh negeri.

Begitu sering longsor di negeri ini. Masyarakat kian terhimpit. Pengalihan lahan produktif menjadi pemukiman dan pusat perbelanjaan menjadikan tanah tidak mampu meresap air lagi. Akibatnya banjir bandang di mana. Sayangnya, pendekatan pemerintah terhadap masalah ini cenderung kuratif bukan preventif. Pemerintah baru bertindak kalau ada masalah. Kalau tidak  ada masalah cenderung didiamkan saja. Akibatnya permasalahan menjadi terlalu berlarut-larut dan penyelesaiannya memakan waktu dan biaya cukup besar.

Pesan Idul Adha adalah agar manusia hidup dalam cinta kasih. Saling mengasihi itu mudah. Tidak memerlukan biaya mahal. Idul Adha mengajarkan arti sebuah pengorbanan. Nabi Ibrahim AS meninggalkan anak dan istrinya di sebuah lembah tak bertuan yang tandus dan gersang. 

Siti Hajar dan Ismail, putranya yang baru dilahirkan itu, menerima perintah Tuhan yang disampaikan kepada Nabi Ibrahim As. Namun Allah berkehendak lain. Tuhan membangkitkan air dari dalam bumi untuk Siti Hajar dan Ismail.

Idul Adha mengajarkan bahwa Allah tidak pernah memberatkan manusia. Setiap insan di dunia ini harus hidup harmonis dengan teman dan sahabatnya. Tuhan mengisyaratkaan bahwa kehidupan di dunia merupakan cerminan hidup di surga. Tuhan menguji Nabi Ibrahim AS untuk menyembelih anaknya.

Anak adalah sumber ego seseorang. Anak merupakan perhiasan dunia. Kecintaan orang tua kepada anaknya kadang membuat mereka buta. Anak adalah bukti cinta kasih. Seseorang tega melakukan apapun demi anaknya. Idul Adha mencoba memutus rasa cinta  yang berlebihan kepada anak-anak. Anak-anak dapat menjadi sumber fitnah kepada orang tuanya. Tak jarang kecintaan seseorang kepada anaknya itu menjadi ujian bagi kedua orang tuanya. Idul Kurban mendidik manusia untuk melepaskan ego tersebut demi Allah SWT.

Kedua, Idul Kurban mengajarkan kita harus menyembelih sifat kebinatangan pada diri kita. Manusia adalah hewan yang berbicara. Sebenarnya umat manusia dikaruniai akal dan nafsu.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline