Stagnasi berfikir untuk melahirkan tulisan sudah berapa bulan melanda diri ini. Entah mengapa di malam yang dingin di awal musim penghujan ini malah membuat hati dan pikiran terbakar untuk merangkai tetesan-tetesan hujan yang beberapa hari menghiasi.
Yaa mungkin siih.. karena suasana yang dingin membuat hati lebih nyaman untuk melahirkan sekedar tulisan yang ecek-ecek.
Aku mungkin kamu, dia dan semua makhluk yang ada di planet ini mengharapkan di penghujung tahun ini dan tahun depan rasa damai dan bahagia ada di setiap hembusan nafas.
Hembusan nafas yang tidak ternoda oleh virus corona dan jelaga mesiu. Hembusan nafas yang adil membagi oksigen di dua paru-paru biar dada tidak terasa sesak melihat ketidak-adilan yang selama ini terjadi di dunia, terutama negara-negara di Asia dan Afrika yang menjadi sapi perahan oleh Amerika dan sekutunya.
Qodarullah.. terjadi perang Rusia vs Ukraina yang mayoritas ahli, pemikir dan cendekiawan sebelumnya tidak memperkirakan ini akan terjadi. Efek domino dari perang ini sungguh mengerikan yang menciptakan puluhan juta mengalami kelaparan di dunia, resesi yang tajam menyapu puluhan negara berkembang dan negara maju yang sudah mapan.
Benua biru memerah yang kemungkinan besar di tahun 2023 banyak negara di benua biru mengalami stagflasi dan merembet ke politik di beberapa negara benua biru yaitu kepala pemerintahan yang lengser.
Hanya dan hanya bisa berdo'a suatu hari nanti badak Afrika dan badak bercula satu dari Banten bertemu dalam cinta Illahi untuk menginjak-injak api untuk dipadamkan agar tidak membakar teduhnya hutan.
Yogyakarta, 19 Oktober 2022 jam 01.25
By Hanvincy Adnov Hanif Adnan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H