PENTINGNYA BUDAYA SANDANGAN NAMA
Kenapa orang Jawa anak Pakdhe yang masih SD dipanggil Mas/Mbak oleh anak Paklik yang sudah SMP.
Jawaban:
Berhubung di Jawa ada Kerajaan maka biasanya jika suatu daerah ada Kerajaan maka sistem sosial, budaya, ekonomi, politik dan keamanan lebih tertata.
Salah satunya adalah budaya sandangan pemanggilan nama untuk silsilah keluarga seperti kasus di atas. Menurut hemat saya ini perlu dijelaskan untuk anak cucu kita kalau tidak bisa membuat rancu untuk generasi berikutnya dan bisa berakibat fatal.
Contoh:
Ada dua bersaudara, sebut saja namannya Antok anak pertama (mbarep) dan Berta anak kedua (ragil). Berta setelah lulus SMA langsung menikah dan ketika umur 20 tahun mempunyai anak sedangkan Antok menikah setelah lulus kuliah dan mempunyai anak ketika umur 27 tahun.
Berhubung anak Berta lebih tua minta dipanggil Mas, Antok dan Berta memakluminya. Ketika anak Berta umur 10 tahun Berta meninggal karena kecelakaan dan berselang 3 tahun Antok meninggal karena sakit. Berhubung tidak ada penjelasan dari keluarga dan tidak mau bertanya.
Akhirnya cucu-cucu dari Antok dan Berta beranggapan kalau Simbah Putri Berta itu anak mbarep dan Simbah Kakung Antok itu anak ragil adik dari Mbah Putri Berta.
Ini adalah salah satu kasus yang berakibat fatal untuk anak cucu berikutnya ketika budaya pemanggilan sandangan nama sudah mulai ditinggalkan.
Apalagi banyak kasus tidak tahu dengan silsilah keluarga yang berbeda dengan tradisi Arab yang masih banyak tahu akan silsilah keluarganya sampai tujuh generasi apalagi pemanggilan nama yang diteruskan dengan Bin dan Binti yang semakin menambah kejelasan.