Lihat ke Halaman Asli

Hanung Prayoga

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY

Popbela.com, Melawan Kekerasan terhadap Perempuan pada Platform Media Digital

Diperbarui: 25 November 2021   15:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Tangkapan layar live instagram Pejuang Pulih Festival 2021

Dewasa ini, sering terdengar banyak kasus kekerasan berbasis gender yang terjadi di dunia digital terutama media sosial. Beberapa waktu terakhir, kondisi dunia memang membuat banyak orang lebih menghabiskan waktu secara online. Namun, bertambahnya intensitas interaksi secara online ini rupanya menimbulkan tantangan baru berupa kekerasan berbasis gender online (KBGO). 

Bentuk kekerasan yang sering terjadi di dunia digital khususnya media sosial misalnya adalah verbal abuse, body shamming, ancaman kepada seseorang atau suatu pihak, kekerasan dan pelecehan seksual serta cyberbullying. Kasus-kasus seperti ini banyak terjadi dan terus menyasar korban-korban lainnya yang secara spesifik dibahas dalam kesempatan ini adalah kaum perempuan.

Stigma atau pandangan bahwa perempuan adalah kaum yang lemah dan merupakan objek kekerasan rupanya masih menjadi isu yang perlu perhatian untuk ditangani hingga saat ini. 

Pasalnya, pandangan semacam ini tentunya merendahkan perempuan secara klasifikasi gender dan cenderung bersifat negatif serta merugikan. 

Sebuah obrolan via live Instagram bernama #RealTalk: Bye, Haters! Ini Cara Ariel Tatum Hadapi Kekerasan Online yang merupakan rangkaian dari acara Pejuang Pulih Festival 2021 berkesempatan untuk membahas isu kekerasan berbasis gender online di media sosial ini.

Sesi obrolan yang juga bertepatan dengan Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, yakni 25 November ini turut menghadirkan Ariel Tatum sebagai figur publik sekaligus pejuang kesehatan mental, Judithya Pitana sebagai Editor-in-Chief Popbela.com dan Prita Yuli Maharani sebagai seorang psikolog dari layanan meditasi & konseling online, Riliv. 

"Kekerasan berbasis gender online atau KBGO sendiri sebetulnya adalah segala perilaku negatif berbasis gender kepada perempuan maupun laki-laki yang dilakukan secara online di media sosial. 

Dampak kekerasan berbasis gender ini sendiri dapat disimpulkan menjadi tiga konsekuensi, yakni konsekuensi pada sisi sosial, konsekuensi kesehatan fisik dan konsekuensi pada sisi psikologis yang bersifat negatif seperti misalnya depresi, kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri (selfharm), meningkatnya insecuritas diri dan sebagainya," jelas Prita. 

Judith menyampaikan bahwa Popbela.com hadir sebagai platform dengan mengemban misi women empowerment untuk membela hak perempuan. 

Tidak hanya itu campaign dan kegiatan dari Popbela.com juga memiliki tujuan agar perempuan dapat membela diri dan haknya di tengah banyaknya kasus kekerasan berbasis gender belakangan ini. Sejak 2017 Popbela.com telah banyak mengadakan campaign serta menyelenggarakan event-event untuk membela hak-hak perempuan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline