Lihat ke Halaman Asli

Hanung Prabowo

Mencoba menjadi penulis

Sterilisasi Jalur Busway, Akankah Berkelanjutan?

Diperbarui: 16 Juni 2016   10:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jalur Busway Yang Eksklusif di Kawasan Gatot Subroto (sumber : pribadi)

Pada tanggal 13 Juni 2016, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berupaya melanjutkan kembali upaya sterilisasi jalur busway. Kali ini Gubernur Ahok tak main – main, seluruh aparatur Pemprov DKI dikerahkan oleh gubernur tersebut. Mulai dari Polda Metro Jaya, Dinas Perhubungan dan Komunikasi DKI Jakarta, hingga Satuan Pamong Praja DKI Jakarta. 

Dengan penuh ketegasan, aturan tersebut ditegakkan disertai dengan hukuman tilang biru dengan jumlah denda Rp 500.000 bagi siapa saja yang melanggar sesuai dengan Pasal 287 Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kecuali mobil ambulance, mobil pemadam kebakaran dan mobil plat RI (Mobil Menteri)

Seperti yang saya lihat ketika pulang kantor, beberapa titik telah dijaga oleh 1-3 personel baik dari Polda, Dishub, maupun Satpol PP. Mereka membawa tongkat sebagai senjatanya untuk ‘mengusir’ mobil dan motor yang akan melintas di Jalur Busway. Menurut informasi, mereka jaga bergantian dengan personel lain selama  1 - 2 jam. 

Hasilnya sementara ini terlihat cukup menggembirakan, busway jurusan Monas – Ragunan via Semanggi yang saya tumpangi pun lebih cepat dari biasanya. Jika biasanya saya harus menempuh Sarinah – Jamsostek selama 1 jam lebih, sekarang hanya sekitar 30 menit. Dalam perjalanan saya melihat sisi jalan biasa terlihat macet dan padat terutama dari Stasiun Sudirman hingga Karet. Tapi bus Tranjakarta yang saya tumpagi melaju tanpa halangan… Wuzz.,. Wuzz.,. Mobil – mobil mungkin pada iri terhadap bus transjakarta. Bahkan karena mungkin terlalu cepat, bus tranjakarta harus berhenti sebentar untuk antri menurunkan penumpang.

Mungkin inilah yang diinginkan oleh masyarakat, mempunyai transportasiharga murah tetapi bercita rasa eksekutif. Siapa yang ga mau coba? He.,.

Jika dulu hanya orang – orang menengah ke bawah yang menikmati busway, sekarang harapannya orang – orang kaya pun mau untuk naik busway. Mereka diharapkan dapat berganti moda transportasi dari mobil ke busway. Rute yang semakin banyak, armada yang semakin bertambah, dan jangkauan yang semakin luas pun diharapkan dapat menambah semangat para pekerja di kawasan pinggiran Jakarta untuk memanfaatkan bus tersebut

Namun jangan senang dulu, masih ada PR bagi pemprov DKI beserta Polda Metro Jaya yaitu komitmen untuk melakukan terus – menerus sehingga dampaknya akan sterilisasi berkelanjutan. Biasanya peraturan diterapkan hanya awal – awal pelaksanaan, ya kira – kira paling lama sebulan. Setelah itu ya balik lagi seperti biasa, seakan lupa dengan peraturan yang dibuat.

Memang Pemprov DKI Jakarta berupaya membeli portal – portal otomatis untuk dipasang di pintu – pintu masuk Jalur Busway. Tetapi mungkin harusnya tetap diawasi oleh petugas, karena portal tersebut bisa saja rawan rusak jika terkena air atau perawatan yang tidak berkala. Dan ujung – ujungnya busway masuk lagi ke jalur cepat biasa dan terkena macet.

Tetapi kita pengguna transportasi umum harus tetap optimis bahwa busway dapat diandalkan bagi kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline